KABAR BANTEN - Bahwa rezeki bisa datang kapan saja dan tidak disangka-sangka, tak seperti gaji bulanan yang pasti dapat setiap tanggal waktunya.
Meski ada rezeki yang datang kapan saja atau tidak disangka-sangka, namun bukan berarti manusia tidak berbuat dan berharap semuanya bisa datang sendiri begitu saja.
Mencari rezeki adalah suatu keharusan, meski kapan datangnya bisa saja secara tiba-tiba atau tidak disangka-sangka.
Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari berbagai sumber, rezeki setiap manusia yang hidup di dunia ini sudah dijamin Allah SWT.
Akan tetapi, bukan berarti rezeki akan datang sendiri tanpa berbbuat apa-apa, sehingga encari rezeki adalah suatu keharusan seperti firman Allah:
"Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10).
Dari firman Allah SWT tersebut, menginspirasi kita semua untuk selalu senantiasa produktif, energik dan efisien dalam menggunakan waktu. Selain itu, juga dilarang keras untuk bermalas-malasan.
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.” (QS. Al-Mulk ; 15).
Selama ini, banyak yang kita pahami bahwa rezeki yang udah disangka atau sudah diperkirakan akan datang seperti gaji, yang sudah ditentukan tanggalnya setiap bulan. Lalu, kapan rezeki tak disangka-sangka itu datang?.
- Saat kita bertakwa
- Saat kita dalam emosi positif
- Saat bertawakkal
Surat At Thalaq Ayat 3
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Tafsir al-Mukhtashar:
Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak terdetik di dalam hatinya dan tidak ada dalam perhitungannya.
Barang siapa bersandar kepada Allah dalam segala urusannya, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya, tidak lemah untuk berbuat sesuatu dan tidak ada sesuatu yang luput dari-Nya.
Allah sudah membuat batasan untuk segala sesuatu yang akan selesai pada batasnya. Kesusahan ada batasnya, kesenangan ada batasnya, masing-masing dari keduanya tidak kekal menimpa manusia
Tafsir al-Wajiz:
Dan memberinya rejeki dengan berbagai persiapan melalui arah yang tidak diketahui. Barang siapa menyerahkan urusannya kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya.
Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menerapkan hukum, kehendak, dan takdirNya terhadap makhlukNya.
Sungguh Allah telah menciptakan bagi tiap-tiap sesuatu kesejahteraan yang sudah ditakdirkan, jumlah dan masanya tidak lebih dari takdir yang telah ditentukan itu.***