Presiden Jokowi Kunker ke Banten, Wahidin Halim Pamer Keberhasilan

21 September 2021, 16:12 WIB
Presiden Jokowi dan Gubernur Banten Wahidin Halim berdialog dengan tenaga pendidik di Provinsi Banten melalui konferensi video, setelah peninjauan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar di SMAN 4 Kota Serang, Selasa 21 September 2021. /Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden

KABAR BANTEN - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Presiden Jokowi) meninjau daerah Provinsi Banten dalam agenda kunjungan kerja (kunker), Selasa 21 September 2021.

Datang dari pangkalan TNI AU Atang Sendjaja Kabupaten Bogor, Presiden Jokowi beserta rombongan menuju PT Krakatau Steel di Kota Cilegon menggunakan Helikopter.

Setelahnya, Presiden Jokowi langsung ke Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B) dalam acara Forkopinda dengan Gubernur Banten Wahidin Halim (WH)

Dalam sambutannya, Wahidin Halim memamerkan sejumlah prestasi atau keberhasilan selama ia menjabat menjadi Gubernur Provinsi Banten.

"Saya sampaikan bahwa saat ini penyerapan anggaran Provinsi Banten sudah 45 persen, dan APBD kita sudah bisa punya pendapatan daerah sekitar 65 persen. Rezekinya tidak terhalang oleh aktifitas atau kegiatan dalam penanganan Covid-19," kata Wahidin Halim di Pendopo Gubernur Banten.

Baca Juga: Hasil Undian AFF Suzuki Cup 2020: Tergabung di Grup B, Timnas Indonesia Bertemu Musuh Bebuyutan

Wahidin Halim mengklaim nilai investasi di Banten nomor dua se-Indonesia dan produksi beras nomor tiga se-Indonesia.

"Masih banyak lagi hal yang bisa menarik perhatian banyak investor untuk ke Banten," ujar Wahidin Halim.

Wahidin Halim mengaku tidak menyepelekan penanganan Covid-19 di Provinsi Banten.

"Yang paling penting Covid pak, positif range sekarang sudah 6,3 persen pak Alhamdulillah di Banten. Masih diatas WHO tapi dibawah jauh Jawa dan Bali. Begitu juga BOR yang artinya masuk rumah sakit dulu 98 persen, sekarang sudah 4,2 persen. Sembuh 96 persen, ini suatu hal yang bagus, sementara yang meninggal hanya dibawah 2 persen," tutur Wahidin Halim.

Baca Juga: Kepala BPK Perwakilan Banten Diganti, Sisakan 5 Pemeriksaan yang Belum Rampung

Atas dasar itu, Pemprov Banten akan terus menjaga tingkat kewaspadaan yang ketat pada penyebaran Covid-19.

"Kami akan terus mengikuti perintah pak Presiden Jokowi," ujar Wahidin Halim.

Wahidin Halim mengatakan, Provinsi Banten telah menyalurkan sebanyak 6,7 juta dosis vaksin pertama. Kurang 9 juta dari target yang diberikan.

"Kami akan terus menjalankan vaksinasi bersama pihak Danrem, Kapolda, Kajati, Pangdam, dan yang lainya agar segera dilaksanakan vaksinasi. Insya Allah kami akan melakukan sebagaimana perintah yang disalurkan ke daerah-daerah kabupaten dan kota setempat," katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Pelaksanaan Vaksin di SMAN 4 Kota Serang

Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa semua negara sedang dalam keadaan dibalut dengan masalah situasi yang tidak tampak.

Baik dari kesehatan karena Covid-19, maupun dari dampaknya dalam segi ekonomi.

"Bagi semua negara, tidak hanya di Indonesia sedang terkena masalah. 220 lebih negara terkena masalah. 400 ribu lebih dalam kasus harian, seluruh provinsi di Indonesia terkena, paling rendah 1.600. Termasuk di Banten," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menegaskan, kendati angka prosentase penularan Covid-19 sudah merosot drastis di angka 0,59 dan akan terus menurun. Namun kewaspadaan harus tetap ditingkatkan.

Baca Juga: Di Kabupaten Lebak, IPeKB Banten Gelar Baksos Vaksinasi Keluarga

"Bergotong royong itu kuncinya, jangan saling menyalahkan. Kecil sekali, vaksinasi mengurangi tingkat kematian. Oleh karenanya vaksinasi itu diperlukan percepatan. Jangan sampai ada masayarakat kita tidak percaya akan betapa pentingnya vaksinasi," tutur Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi sempat memuji Provinsi Banten baik dalam kerja kerasnya melaksanakan vaksinasi. Namun, itu berdasarkan data saja.

"Banten ini bagus, tapi kalau saya ngomong bagus jangan diartikan nanti kewaspadaannya berkurang. Karena kalau di data kasus aktif Provinsi Banten 97 persen menurun dari puncak kasus yang ada. Dari 43 ribu kasus, tinggal 1057 kasus," ujar Presiden Jokowi.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler