KABAR BANTEN - Tim Lembaga Penanggulangan Bencana MUI Provinsi Banten (LPB-MUI Banten) menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Cianjur Jawa Barat.
Penyaluran bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Cianjur dilakukan pada empat titik lokasi di tiga kecamatan yakni Kecamatan Benjot, Cugenang dan Cibeleng pada Ahad 4 Desember 2022.
Penyaluran bantuan dilakukan langsung oleh Ketua Umum MUI Provinsi Banten KH Tb Hamdi Ma’ani dan Sekretais Umum MUI Banten Endang Saeful Anwar.
Penyaluran bantuan pertama yakni di di Pondok Pesantren Al-Mu'in sekitar pukul 04.00 WIB.
“Kami pun segera melaksanakan Shalat Subuh. Tepat pada jam 05.03 WIB, kami disambut getaran yang cukup mengagetkan di angka 3.4 SR selama 3 detik,” tutur Abah Hamdi dalam siaran pers.
”Bagi kami kaget, tapi bagi masyarakat Kec. Cugenang sudah merupakan hal yang biasa, karena sejak terjadinya Gempa berkekuatan 4.6 yang meluluhlantahkan masyarakat Kab. Cianjur, telah terjadi ratusan kali gempa susulan baik dalam skala kecil ataupun sedang. Di Pondok ini, diserahkan bantuan berupa Pakaian layak pakai dan uang sebesar Rp.10 juta,” tuturnya.
Selanjutnya penyaluran kedua di lakukan di Pondok Pesantren Riyadhul Alfiyah di Desa Benjot, Kec. Cugenang Kab. Cianjur.
“Di sepanjang jalan menuju Benjot, kami menyaksikan di samping kiri dan kanan, bangunan yang hancur rata dengan tanah, hampir semua rumah mengalami kerusakan cukup parah. Dan memang disebutkan bahwa daerah desa Benjot dan Gasol adalah daerah yang terdampak sangat hebat akibat dari gempa ini, tidak saja bangunan yang hancur, tapi ada sejumlah korban meninggal tertimpa reruntuhan bangunan," jelasnya.
Menurut kepala desa setempat, ada sekitar 56 orang yang meninggal, dan sekitar 17 orang yang belum diketemukan jasadnya,” ucap Abah Hamdi lagi.
Baca Juga: Seni Budaya Islami Hampir Punah, MUI Banten Miliki Peran Mencerahkan Masyarakat
“Kami diterima langsung oleh Pimpinan Ponpes dan diterima di tenda sekitar lapangan, karena bangunan mengalami kondisi cukup memprihatinkan, sebagian genting muruluk, tembok retak, tiang mirng dan bahkan mesjid di tengah area Ponpes terpaksa diratakan karena khawatir ambruk dan membahayakan. Di Ponpes ini kami menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa uang sebesar Rp.10 juta,” tuturnya.
Sedangkan penyaluran bantuan di lokasi yang ketiga yakni di Desa Gasol Kecamatan Cugenang, tepatnya di Pondok Pesantren Darul Huda.
Kondisi jalan yang cukup memprihatinkan, karena sebagian jalan beton terbelah dan terjadi longsor di beberapa titik, membuat perjalanan agak cukup lama terhambat.
Di sepanjang jalan menuju Gasol, kondisinya sama. Hampir semua rumah rusak dan tidak berpenghuni, di beberapa tempat pekarangan didirikan tenda darurat, bahkan ada beberapa daerah pesawahan yang agak becek disulap menjadi tenda-tenda darurat dan Posko Bencana.
“Akhirnya sampailah kami ke Pondok Pesantren Darul Huda Gasol, diterima oleh Ajengan Kyai Ade Zakaria, pimpinan Pondok Pesantren di sebuah tenda darurat. Rumah beliau hancur, miring dan terlihat berserakan puing-puing bangunan. Pondok asrama, tempat para santri belajar yang berjumlah kurang lebih 250 santri baik yang permanen ataupun bangunan kayu juga mengalami kehancuran," katanya.
Baca Juga: Baznas Banten Terjunkan Tim BTB Bantu Penanganan Korban Gempa Cianjur
Abah Hamdi mengatakan di Pesantren Daarul Huda Hasil ada sekitar 11 bangunan asrama.
"Di tempat inilah kami agak cukup lama ngobrol dengan Pak Kiai. Bantuan yang kami sampaikan berupa baju layak pakai dan uang sebesar Rp.25 juta. Beliau bercerita bahwa betapa musibah itu datang begitu cepat tanpa memberitahukan tanda tandanya lebih dahulu. Dalam waktu hitungan detik, Allah menunjukan Kuasa-Nya. Semua hancur tak tersisa,” tutur Abah Hamdi
Sedangkan lokasi keempat penyaluran bantuan yakni ke Pondok Pesantren Ibnu Izzudin Yasin di Kecamatan Cibeleng. Tetapi karena kondisi daerahnya yang cukup jauh, rombongan MUI Banten memutuskan untuk berkoordinasi secara online dan bantuan ditransfer melalui rekening Pondok
“Alhamdulillah donasi yang terkumpul melalui Majelis Ulama.Indonesia Provinsi Banten sudah kami salurkan ke pihak-pihak yang terdampak gempa bumi. Sejatinya bahwa bantuan tersebut sangat kurang, jika dibanding dengan kerusakan-kerusakan yang diakibatkan gempa,” kata Abah Hamdi.***