Cuaca Ekstrem, Ibu Kota Provinsi Banten Berstatus Siaga Kebencanaan

27 Desember 2022, 09:42 WIB
Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu di Kota Serang Ibu Kota Provinsi Banten, yang mengakibatkan sejumlah rumah dan jalan mengalami kerusakan. /Rizki Putri/Kabar Banten

 

KABAR BANTEN - Kota Serang Ibu Kota Provinsi Banten masuk dalam status siaga kebencanaan, khususnya banjir di Kecamatan Serang dan Kasemen yang intensitasnya lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya.

Sedangkan di wilayah lain Ibu Kota Provinsi Banten ini seperti Kecamatan Taktakan, rawan terhadap bencana longsor.

Terkait kebencanaan di wilayah Ibu Kota Provinsi Banten, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang Diat Hermawan mengatakan, saat ini Kota Serang berstatus siaga kebencanaan.

Baca Juga: Gegara Rapat Paripurna Molor Hingga 5 Jam, DPRD Kota Serang Banten Beri Laporan ke Badan Kehormatan

"Wilayah rawan bencana masih sekitaran alur atau aliran sungai dan irigasi hampir semua kecamatan merata, dan statusnya siaga," katanya.

Dia menjelaskan, sejumlah wilayah di enam kecamatan di Kota Serang hampir seluruhnya merupakan daerah rawan kebencanaan.

Namun, intensitas dan dampaknya berbeda-beda, seperti di Kecamatan Serang dan Taktakan.

"Kalau banjir hampir merata di semua kecamatan. Hanya saja intensitas dan dampaknya berbeda, seperti di Serang dan Kasemen. Kemudian, Kecamatan Taktakan (rawan) longsor," ujarnya.

Dengan adanya status siaga, dia meminta masyarakat untuk waspada ketika beraktivitas di luar rumah dan selalu antisipasi.

"Imbauan terus kami lakukan, dan kami melalui kelurahan dan kecamatan meminta masyarakat untuk waspada sebagai antisipasi terjadinya kebencanaan," ucapnya.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Ternyata Rasa Panas pada Kaki Bisa Pertanda Terkena Penyakit Berbahaya

BPBD Kota Serang saat ini telah melakukan antisipasi non struktural, termasuk menyiagakan petugas lapangan dan peralatan atau prasarana kebencanaan.

"Melaui kelurahan tangguh bencana dan sarana lain, termasuk imbauan. Petugas lapangan 24 jam bersiaga," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Salah satunya pelaksanaan normalisasi irigasi dan aliran sungai yang terjadi sedimentasi.

"Mudah-mudahan mitigasi strukturalnya juga berjalan di OPD lain. Karena penyempitan akibat sampah atau sedimentasi," ucapnya. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler