Ada PHK Sepihak di Pabrik Sepatu Terbesar di Asia Tenggara, Wakil Bupati Serang: Tidak Boleh Dilakukan

19 Januari 2023, 09:19 WIB
Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa saat menjelaskan kaitan PHK sepihak di pabrik sepatu terbesar di Asia Tenggara. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengaku belum tahu adanya dugaan pemutusan hubungan kerja atau PHK sepihak yang dilakukan pabrik sepatu terbesar di Asia Tenggara yang berlokasi di Kecamatan Kibin Kabupaten Serang belum lama ini.

Namun demikian ia menilai PHK sepihak oleh pabrik sepatu terbesar di Asia Tenggara itu tidak boleh dilakukan.

"Saya coba klarifikasi kesana kenapa pemberhentian sepihak," ujar Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa kepada Kabar Banten, Rabu 18 Januari 2023.

Baca Juga: Ratusan Buruh Pabrik Sepatu Terbesar di Asia Tenggara di PHK Sepihak, Serikat Lakukan Ini untuk Mencegah

Apakah kata dia, PHK itu dilakukan karena spek karyawan tidak terlalu diperlukan atau seperti apa. Sehingga pihaknya perlu mengklarifikasi.

"Saya belum tahu alasannya kenapa. Belum (ada komunikasi)," ucapnya.

Menurut dia PHK sepihak tidak boleh dilakukan sebab harus melalui seleksi lebih dulu.

Namun yang paling penting kata dia, bukan bagaimana PHK melainkan pemkab harus menyiapkan iklim agar mereka yang di PHK punya ruang untuk melakukan usaha usaha.

"Makanya kita kedepan akan lakukan pembinaan pelatihan agar mereka jadi wirausaha di sektor UMKM," tuturnya.

Selain itu pihaknya juga tidak berharap semua masyarakat jadi kuli pabrik. Pihaknya mendorong karyawan itu menjadi entrepreneur di kampung halamannya.

Baca Juga: Jangan Sia-siakan Periode Emas Anak, Stimulasi Kecerdasan Emosinya dengan 4 Cara Ini

"Mereka jadi pengusaha walau pun status pengusaha UMKM. Agar mereka bisa melaksanakan hajat hidupnya dengan mandiri. Itu yang harus kita persiapkan sebenarnya. Makanya kita adakan program pelatihan nanti di Disnakertrans bagi mereka yang kena PHK akan kita persiapkan," ucapnya.

Disinggung upaya mencegah PHK meluas, Pandji mengatakan, pihaknya harus memahami ketika produk industri tidak sampai di pasaran.

Sebab saat ini terjadi krisis global, semua negara memproteksi ekonomi masing -masing.

Sehingga produk industri tidak dijual keluar sebab negara negara disana tidak mau beli barang dari luar.

"Dia memanfaatkan produk-produk dalam negeri karena dia gak mau kalau dia beli dari luar Industri dalam negeri nanti akan kolapse," ucapnya.

Baca Juga: 10 Daftar Kabupaten atau Kota di Indonesia dengan UMK Tertinggi, Kamu Minati Kembangkan Karir Dimana?

Sehingga saat ini negara-negara saling memproteksi barang-barang dari luar yang sifatnya ekspor.

"Seperti Nikomas produk tinggi tapi dia tidak bisa jual ke luar akibatnya mentok. Otomatis manajemen harus mulai rasionalisasi kepegawaian, rasionalisasi produksi, SDM, anggaran," tuturnya.

Ia berharap kedepan krisis ekonomi global akan membaik. Kondisi ini terutama dirasakan oleh industri yang orientasi ekspor.

"Kalau industri pasar domestik tidak terlalu," ucapnya. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler