Sejarah Bicara, Sejak Awal Tamansari Bukanlah Pasar, Tapi Diduga Mereka Kompornya, Pedagang Ulak Alik

13 Agustus 2023, 20:58 WIB
Sejumlah pedagang di Tamansari Kota Serang yang aktif di pagi hari, Ahad 13 Agustus 2023. /Kabar Banten /Rizki Putri

KABAR BANTEN – Melihat dari jejak sejarah, sejak awal Tamansari Kota Serang Banten bukanlah wilayah pasar.

 

 

Menurut sejarah, Tamansari Kota Serang Banten adalah sebuah kawasan elit dan area Pasar Tamansari adalah tempat olahraga.

Namun diduga mereka inilah kompornya, pedagang dengan julukan ulak alik ini diduga sebagai penyebab Tamansari Kota Serang Banten berubah menjadi pasar.

Tamansari Kota Serang Banten kembali menjadi sorotan publik karena akan adanya relokasi pedagang Pasar Tamansari.

Berdasarkan Kebijakan Pemerintah Kota Serang terbaru, para pedagang dari daerah Tamansari akan direlokasi ke Pasar Lama Kota Serang.

 

 

Para pedagang tersebut rencananya akan menempati sejumlah kios di bangunan Pasar Lama Kota Serang yang kini tengah direnovasi.

Alasan utama program relokasi tersebut, karena para pedagang beraktivitas di area Ruang Terbuka Hijau atau RTH.

Hal tersebut dinilai oleh pemerintah setempat sebagai pelanggaran aturan, mengingat RTH merupakan tempat yang memiliki fungsi sebagai paru-paru kota dan bukan area perdagangan.

Lalu bagaimana sampai Tamansari berubah menjadi pasar, begini sejarahnya.

Mengutip uinbanten.ac.id, pasca kemerdekaan, sekitar tahun 1950-an, Tamansari dan sekitarnya merupakan tempat olahraga.

Kantor yang saat ini menjadi Kantor BPBD Kabupaten Serang dahulu kala tempat tersebut adalah Kantor Wedana Serang

Nah, Pasar Tamansari yang letaknya di depan kantor tersebut, pada zaman wedana adalah tempat olahraga dengan lapangan tenis di dalamnya.

Wedana Serang dan para anggotanya berolahraga tenis di sini, menjadikan Tamansari tempat bagi kaum elite bertemu dan bersosialisasi.

Namun pada kala itu, di samping Stasiun Serang, ada sejumlah pedagang yang sering berjualan mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.

Pedagang tersebut berasal dari luar Serang, yakni dari Cikeusal dan Rangkasbitung.

Mereka sengaja datang ke Serang untuk berjualan menggunakan kereta api pukul 06.00 WIB untuk berjualan .

Kemudian pada pukul 10.00 WIB, mereka berkemas kembali ke Cikeusal dan Rangkasbitung menggunakan kereta api.

Lambat laun tempat tersebut semakin ramai dan jadilah pasar, kala itu para pedagang Cikeusal dan Rangkasbitung dikenal sebagai pedagang ulak alik yang artinya sering bolak balik.***

 

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: uinbanten.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler