Budidaya Porang, FSPP-UPZ BAZNAS Pemprov Banten Jalin Kerjasama Pemberdayaan Pesantren dan Mustahik

5 September 2020, 19:51 WIB
Tanaman Porang ilustrasi /

KABAR BANTEN - Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten dan Unit Pelayanan Zakat (UPZ) Badan Zakat Nasional (BAZNAS) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menjalin kerjasama pemberdayaan masyarakat melalui budidaya Porang, Jumat 4 September 2020.

Bertempat di ruang rapat LPTQ Masjid Raya Albantani, KP3B, Kota Serang, kerjasama tersebut ditandatangani Plt. Kepala Biro Kesra Provinsi Banten selaku Ketua UPZ, H. Toton Suriawinata, M.Si dan Sekretaris FSPP Provinsi Banten, DR. H. Fadlullah, M.Si.

Sekretaris UPZ BAZNAS Pemprov Banten, Irwan Setiawan menyampaikan bahwa budidaya usaha tani ini dilakukan dengan melibatkan empat pilar yaitu UPZ BAZNAS Pemprov Banten sebagai pencari dana, FSPP Provinsi Banten sebagai pengelola, Pondok Pesantren sebagai pemilik lahan dan mustahik sebagai subjek yang diberdayakan. 

Ia mengatakan, sumber dana pembiayaan program ini berasal dari dana zakat ASN Pemprov Banten untuk Program Ekonomi pada Kategori Mustahik miskin sebesar Rp 50 juta dengan rencana lahan budidaya seluas 5 hektar yang terdapat di 6 pondok pesantren dan melibatkan 12 orang mustahik.

"Adapun mustahik miskin yang dipilih berasal dari lingkungan pondok pesantren sekaligus berkaitan dengan upaya pemberdayaan pondok pesantren," ujarnya.

Baca Juga : Distanak dan FSPP Banten Kembangkan Demplot Ketahanan Pangan Keluarga Berbasis Majelis Taklim

Sementara, Sekretaris Dewan Pertimbangan FSPP Provinsi Banten, H. Ali mengatakan, di pesantren masih terdapat santri-santri dari keluarga miskin dan juga ustad yang mengabdi sebagai pengajar yang belum mempunyai honor tetap dan selama ini kesehariannya bergantung kepada para kyai pengasuh pondok pesantren.

"Melalui kegiatan usaha tani budidaya Porang ini diharapkan akan diperoleh penghasilan dari panen katak Porang, umbi bibit maupun umbi produksi yang penghasilannya akan dibagi dengan akad perjanjian bagi hasil antara FSPP, Pondok Pesantren dan para mustahik dengan pola bagi hasil 20:40:40," ujarnya.

Pemilihan Porang sebagai komoditas dalam program pemberdayaan ini, kata Ali, berdasarkan pertimbangan teknis budidaya Porang yang tidak terlalu rumit sehingga bisa cepat diajarkan pada para santri di pondok pesantren.

"Prospek Porang sebagai komoditas ekspor dan sumber karbohidrat masa depan, sangat menjanjikan. Harga Porang saat ini sangat menguntungkan dan terus naik dari tahun ketahun. Bahkan, pabrik pengolahan Porang untuk ekspor seakan berebut bahan baku untuk memenuhi kapasitas produksinya," ujarnya. 

Baca Juga : Punya Nilai Jual Tinggi, Pasar Porang Terbuka Lebar

Ia menjelaskan, Porang sangat potensial dikembangkan karena kegunaannya yang penting. Porang bisa menjadi sumber karbohidrat masa depan yang sehat untuk diet dan penderita diabetes, bahan mie dan makanan, bahan obat, bahkan bisa menjadi sumber bahan baku untuk industri pesawat terbang. Sehingga tidak heran jika porang diburu oleh pasar dunia dan menjadi komoditas eksport yang bernilai tinggi.

"Porang juga memiliki keunikan bisa ditanam di bawah pohon. Sehingga jika ditanam di kawasan hutan, di bawah pohon kayu-kayuan, secara bersamaan kebutuhan pokok pangan dan papan dapat diamankan. Apalagi jika dibudidayakan intensif di areal terbuka, produktifitas Porang per hektar bisa bersaing dengan padi," tutur H. Ali. 

Kedepan, kata dia, dengan budaya makanan sehat yang makin berkembang, masyarakat bukan tidak mungkin lambat laun mensubstitusi sumber karbohidratnya dari beras padi ke beras Porang yang lebih sehat.

"Jika itu bisa dilakukan maka kebutuhan beras nasional yang besar dan mengharuskan Indonesia terus mengimpor serta menggerus devisa dari tahun ke tahun, impor beras pun dapat semakin dikurangi. Selain itu, akan terjadi saat dimana hutan semakin lestari, karena masyarakat tidak lagi membuka lahan dengan land clearing untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat," imbuhnya.

Kemudian, dari segi Kesehatan pun masyarakat menjadi semakin sehat dengan sumber karbohidrat anti diabet. Kemudian, pada sisi ekonomi, dengan nilai jual Porang yang tinggi, baik lokal maupun ekspor, ekonomi masyarakat khususnya petani akan semakin meningkat. Bahkan, industri pun akan berkembang dengan berdirinya pabrik-pabrik pengolahan Porang dan berbagai produk turunannya.

"Semoga harapan Indonesia memiliki komoditas unggulan pertanian yang multi fungsi dari aspek lingkungan, kesehatan dan ekonomi, akan menemukan jalannya dengan Porang," pungkas H. Ali.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler