Komnas Anak Banten Sebut Kasus Bullying Terus Meningkat

8 Oktober 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi Komnas Anak Banten sebut kasus bullying terus meningkat. /Pexels / RDNE/

KABAR BANTEN - Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Banten mencatat kasus kekerasan fisik dan bullying terhadap anak terus meningkat tajam.

Di samping itu, kasus-kasus kekerasan seksual di lingkungan keluarga, tempat bermain anak, dan lingkungan pendidikan juga menjadi perhatian serius.

Tidak hanya itu, bencana sosial berupa tawuran yang dilakukan oleh anak-anak sekolah di jalanan dan perkampungan semakin mengkhawatirkan.

Baca Juga: Cara Sekolah di Serang Cegah Bullying: Sosialisasi, Bikin Video hingga Pengawasan Langsung

Ada 34 kasus kekerasan yang tercatat di antaranya menyebabkan luka fisik terhadap anak, kemudian terdapat 20 kasus pencabulan dan 5 kasus persetubuhan yang melibatkan anak-anak.

"Kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Banten Hendry Gunawan.

Hendry menjelaskan, kasus kekerasan fisik dan bullying memberikan dampak serius pada kesejahteraan anak-anak, baik secara fisik maupun mental.

Untuk itu diperlukan langkah-langkah preventif oleh seluruh stakeholder di Provinsi Banten menjadi sangat penting.

"Kerja sama dan sinergi harus dibangun antar stakeholder ini merupakan kunci dalam memberikan perlindungan terbaik bagi anak-anak," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak anak, perlunya ada edukasi tentang bahaya kekerasan fisik dan bullying, serta memastikan pengawasan yang tepat terhadap penggunaan gadget anak merupakan bagian dari langkah preventif yang perlu diambil.

"Kita perlu memberikan pemahaman tentang hak-hak anak dan perlindungan anak terus ditingkatkan baik itu di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah ataupun anggota komunitas," katanya.

Baca Juga: Cegah Bullying Terhadap Pelajar, DPRD Pandeglang Dorong Dindikpora Lakukan Penyuluhan ke Sekolah

Ia menuturkan, perlu diperkuat peran lembaga pendidikan dalam menerapkan pendekatan anti-kekerasan dan anti-bullying.

Ini mencakup edukasi tentang penyelesaian konflik yang sehat dan menciptakan budaya penghormatan terhadap perbedaan.

"Ciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak, dengan komunikasi terbuka dan mendengarkan dengan empati, kita dapat mendukung anak-anak yang menjadi korban kekerasan dan bullying," tuturnya.***

Editor: Rifki Suharyadi

Tags

Terkini

Terpopuler