Tiga Pekan Mampu Keluar dari Zona Merah Covid-19, Ini Yang Dilakukan di Kota Cilegon

15 Oktober 2020, 07:00 WIB
Suasana diskusi ”Obrolan Mang Fajar” di Kantor Redaksi Kabar Banten, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Nomor 72, Kota Serang, Rabu 14 Oktober 2020. /Dokumen Kabar Banten/

KABAR BANTEN - Penerapan Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menjadi obat mujarab Kota Cilegon keluar dari zona merah Covid-19.

Perwal berisikan pemberian therapy shock, pembatasan kegiatan, juga sosialisasi pentingnya protokol kesehatan hingga tatanan terendah masyarakat kota baja, memberikan dampak signifikan terhadap kondisi pandemi Covid-19 di kota itu.

Hal tersebut diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon Dana Sujaksani, dalam Obrolan Mang Fajar, di Kantor Kabar Banten, Kota Serang, Rabu 14 Oktober 2020. Acara tersebut dipandu Direktur PT Fajar Pikiran Rakyat Rachmat Ginandjar.

Dana mengatakan, awalnya Kota Cilegon terjerumus ke dalam zona merah Covid-19 karena kesadaran masyarakat yang terbilang rendah.

"Penyebab utamanya memang kesadaran masyarakat Kota Cilegon. Saya ingat betul, pascawarga Cilegon merayakan Hari Raya Iduladha pada akhir Juli, serta hari Kemerdekaan pada 17 Agustus 2020, angka penularan virus per hari naik signifikan. Sebelumnya penambahan hanya kisaran 1 sampai 2 kasus, pasca-Agustus menjadi puluhan kasus per hari," katanya.

Baca Juga : Alhamdulillah, Kota Cilegon Keluar dari Zona Merah Covid-19

Menurut Dana, melihat dari peningkatan kasus dan minimnya kesadaran masyarakat, membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan status zona merah untuk Kota Cilegon. Mendapati status itu, Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Cilegon langsung melakukan konsolidasi.

"Ketika dinyatakan zona merah, tim gugus tugas langsung berkonsolidasi. Hasilnya, munculah Perwal PSBB," ujarnya.

Usai perwal diresmikan Wali Kota Cilegon Edi Ariadi, tim gugus tugas yang terdiri dari unsur Pemkot Cilegon, DPRD Cilegon, Kodim 0623 Cilegon, Polres Cilegon, hingga Kejari Cilegon, langsung mengimplementasikan. Kala itu, tim melakukan pengawasan ketat terhadap kegiatan masyarakat, bahkan sejumlah titik-titik keramaian pun dievaluasi.

"Mal kami tutup, hanya yang supermarket yang kami biarkan buka. Pasar pun kami awasi ketat, restoran hanya kami bolehkan untuk dibungkus, tidak dimakan di tempat. Lalu warga yang tidak pakai masker disanksi menyanyi atau mengaji. Gerbang tol pun kami awasi ketat," tuturnya.

Baca Juga : Ini Kriteria Pasien OTG Untuk Trans Hotel Cilegon

Tiga pekan berlalu, Perwal PSBB pun memberikan hasil. Warga mulai taat terhadap protokol kesehatan, angka kasus per hari pun berangsur-angsur berkurang.

"Kemenkes tampaknya melihat ada kemajuan seputar pandemi Covid-19 di Kota Cilegon. Sehingga kemarin, Kota Cilegon dinyatakan kembali menjadi zona oranye," ucapnya.

Namun begitu, Dana mengaku jika Kota Cilegon belum bisa bernapas lega. Sebab, sejumlah agenda nasional yang sedang berlangsung membuat potensi penyebaran virus asal Tiongkok tetap tinggi.

"Sekarang kan sedang berlangsung tahapan pilkada. Selain itu, muncul aksi massa terkait penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja. Dua hal itu membuat kami khawatir. Mudah-mudahan orang-orang yang ada dalam kegiatan itu tetap menjalankan protokol kesehatan. Sehingga penyebaran virus tetap minim di Kota Cilegon," katanya.

Baca Juga : Ahli Waris Pasien Covid-19 Enggan Urus Dana Santunan Kemensos

Sementara itu, moderator Obrolan Mang Fajar Rachmat Ginanjar mengapresiasi upaya Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Cilegon. Sebab, tim mampu mengeluarkan Kota Cilegon dari zona merah dalam tiga pekan.

"Ini menjadi apresiasi tersendiri dari berbagai pihak, khususnya dari kami. Sebab upaya yang dilakukan oleh tim gugus tugas sukses membuat Kota Cilegon keluar dari zona merah," ujarnya.

Ia pun meyakini jika langkah yang dilakukan Kota Cilegon dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pencegahan penyebaran Covid-19. Dimana selain memerhatikan sektor kesehatan, Kota Cilegon pun menjaga sektor ekonomi sehingga tidak merana selama pandemi berlangsung.

"Keberhasilan Kota Cilegon dalam menekan penyebaran, sekaligus menjaga perputaran ekonomi masyarakat, saya kira bisa menjadi pembelajaran bagi wilayah lain," tuturnya.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler