Solusi Kurangi Sampah Organik, BLK Kota Tangerang Gelar Pelatihan Budidaya Maggot

19 November 2020, 11:43 WIB
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, saat menyampaikan sambutan pada pelatihan Budidaya Maggot BSF di Kelurahan Poris Plawad Indah, Kota Tangerang. /

KABAR BANTEN - Gerakan pengurangan sampah di Kota Tangerang terus menggeliat, Pemkot Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kota Tangerang pun tengah mengembangkan teknologi Black Soldier Fly (BFS) atau biasa dikenal dengan budidaya maggot. 

Teknik pengolahan sampah menggunakan maggot BSF ini juga digencarkan oleh Pemkot Tangerang. Maggot sendiri merupakan larva dari lalat hitam yang mirip dengan tawon.

Selain mampu membantu pengurai atau mendaur ulang sampah organik, maggot juga bisa digunakan untuk pakan ternak terutama unggas dan lele karena memiliki kandungan protein yang tinggi.

“Saya merasakan langsung. Karena sekarang ikan dan burung yang ada di rumah, saya kasih makan dari hasil ternakan maggot. Alhamdulillah tumbuh sehat,” ujar Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, ketika membuka webinar Budidaya Maggot BSF, beberapa waktu lalu.

Baca Juga : Gelar Pelatihan, Pemkot Tangerang Harapkan Budidaya Berkolaborasi dengan Promosi Digital

Arief menilai, maggot yang dibudidaya dapat menjadi alternatif di tengah pandemi Covid-19 agar terus mampu berkontribusi bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

“Terutama dari segi pengurangan sampah maupun kesejahteraan masyarakat. Karena maggot yang dibudidaya dapat mengurangi biaya operasional khususnya bagi yang memiliki peternakan ikan dan unggas,” papar Arief.

Terkait hal itu Pemkot Tangerang melalui Balai Latihan Kerja (BLK) menggelar pelatihan budidaya maggot. Salah satunya di Kelurahan Poris Plawad Indah, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Dimana sebanyak 20 peserta mengikuti pelatihan yang dibagi menjadi empat kelompok, yang digelar selama dua hari.

"Pelatihan ini ditujukan agar tumbuh rasa peduli masyarakat pada lingkungan karena maggot dapat mengurai sampah,” ujar Lurah Poris Plawad Indah, Kundarto.

Budidaya maggot di Kota Tangerang

Ia menyebutkan hadirnya BLK di tengah masyarakat, turut mendapat respon positif dari berbagai pihak. Selain menambah wawasan, pelatihan ini juga bermanfaat untuk mengurai sampah lingkungan.

“Wah, saya sangat antusias sekali mengikuti pelatihan ini, hitung-hitung mengisi waktu luang di masa pandemi. Materi yang disampaikan juga ringan ya, mudah diaplikasikan dan menguntungkan karena dapat menghasilkan pupuk,” ujar salah satu peserta, Amel.

Begitu halnya yang diungkapkan oleh salah satu anggota Komunitas Sadar Peduli Penghijauan dan Kebersihan (Sapu Pengki), Jaka Firmansyah, yang mengikuti pelatihan mulai dari pemaparan materi, pengenalan maggot hingga praktik mengurai sampah menjadi pupuk dengan maggot.

“Pelatihannya selama tiga jam materi dan dua jam praktik. Saya ikuti semuanya demi mendapatkan pengetahuan yang lebih mengenai teknik penguraian sampah melalui magoot dan perkembangbiakan maggot itu sendiri,” ujarnya.

Seperti diketahui, volume sampah di Kota Tangerang per harinya diestimasikan mencapai 1.300 ton dengan rincian 40 persen sampah jenis anorganik dan 60 persen sampah jenis organik.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler