Budidaya Porang, Menjaga Ketahanan Pangan dan Bangkit dari Pandemi

- 1 Desember 2020, 07:50 WIB
Sekjen FSPP Provinsi Banten H Fadlullah menginisiasi gerakan budidaya Porang di pesantren di Provinsi Banten
Sekjen FSPP Provinsi Banten H Fadlullah menginisiasi gerakan budidaya Porang di pesantren di Provinsi Banten /Kabar Banten/

KABAR BANTEN - Pandemi Covid-19 telah membawa dampak keterpurukan bagi segala sektor, termasuk ekonomi.

Namun, pandemi Covid-19 bisa menjadi pembangkit pula untuk mengembangkan sektor ekonomi.

Budidaya Porang, satu dari sekian upaya masyarakat Banten bangkit dari pandemi Covid-19, termasuk dalam menjaga ketahanan pangan.

Baca Juga: Budidaya Porang, FSPP-UPZ BAZNAS Pemprov Banten Jalin Kerjasama Pemberdayaan Pesantren dan Mustahik

Budidaya Porang ini pertama kali dikembangkan oleh Kepala Desa (Kades) Sangiang Kecamatan Mancak Kabupaten Serang Asep Saiful Rohman.

Ia menggerakkan masyarakat untuk melakukan budidaya Porang sebagai bagian dari menjaga ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19.

Upayanya menggerakkan budidaya Porang ini mengundang perhatian dari Dinas Pertanian Provinsi Banten dan Forum Silaturrahim Pondok Pesantren atau FSPP Banten bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten.

Baca Juga: Program Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19, KNPI Kota Tangerang Bentuk Kelompok Pemuda Tani

Asep yang juga merupakan alumni Pondok Pesantren As-Sa'adah Cikeusal Kabupaten Serang ini menjelaskan budidaya Porang sangat penting dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Asep menjelaskan, budidaya Porang dimulai tahun 2018. Sebagai inisiator, kepala desa bersama warga menanam empat puluh ribu bibit di lahan terbuka. Disamping itu warga pun digerakkan untuk menanam Porang di pekarangan rumah dengan media tanam kurang lebih seribu bibit ditanam di setiap rumah warga.

Harga butir Porang per kilogram dijual Rp12.000 sedangkan harga katak atau mahkota Rp120.000.

Baca Juga: Hadapi Resesi Ekonomi, Pemprov Banten Harus Perhatikan Sektor Pangan

Optimisme Asep dalam budidaya Porang adalah adanya keterlibatan semua elemen masyarakat, termasuk tokoh dan ulama.

Sinergi perangkat desa penyuluh pertanian dan ulama mendorong warga untuk melakukan penanaman pohon Porang sebagai sedekah jariah sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga, kini terus meningkat pada masa pandemi Covid-19.

Diketahui, pohon Porang adalah sejenis pohon umbi-umbian yang banyak ditemukan di hutan. Uniknya, Porang tumbuh bertunas pada waktu khusus yakni bulan November. Kini Porang sangat bernilai dan mulai dibudidayakan petani. Banyak manfaat yang didapat dari pohon ini.

Baca Juga: Hasil Survei: Optimisme Ekonomi, Indonesia Ungguli Lima Negara ASEAN

Porang dapat menjadi bahan pangan dapat digunakan untuk kecantikan dan obat. Bila telah diolah, beras dari bahan baku Porang satu kilogramnya setara dengan satu karung beras. 

Porang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk memenuhi ekspor terutama ke negara Jepang.

Kini budidaya Porang telah didekrasikan sebagai sebagai gerakan ekonomi pesantren pada Jumat 4 September 2020 lalu.

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Pengangguran di Kota Tangerang Diklaim Berkurang

Deklarasi ditandai dengan penandatanganan bersama antarq Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten dan Unit Pelayanan Zakat (UPZ) Badan Zakat Nasional (Baznas) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.

Pola kerjasama budidaya Porang ini dilakukan dengan melibatkan empat pilar yaitu UPZ Baznas Pemprov Banten sebagai pencari dana, FSPP Provinsi Banten sebagai pengelola, Pondok Pesantren sebagai pemilik lahan dan mustahik sebagai subjek yang diberdayakan. 

Sumber dana pembiayaan program ini berasal dari dana zakat ASN Pemprov Banten untuk Program Ekonomi pada Kategori Mustahik miskin sebesar Rp 50 juta dengan rencana lahan budidaya seluas 5 hektar yang terdapat di 6 pondok pesantren dan melibatkan 12 orang mustahik.

Baca Juga: Nadiem: Ada Pilihan Menyerah, Tapi Guru Memilih Bangkit dan Berjuang

Mustahik miskin yang dipilih berasal dari lingkungan pondok pesantren sekaligus berkaitan dengan upaya pemberdayaan pondok pesantren.

Sekretaris Dewan Pertimbangan FSPP Banten Ir Ali Mustofa mengatakan prospek Porang sebagai komoditas ekspor dan sumber karbohidrat masa depan, sangat menjanjikan.

"Harga Porang saat ini sangat menguntungkan dan terus naik dari tahun ketahun. Bahkan, pabrik pengolahan Porang untuk ekspor seakan berebut bahan baku untuk memenuhi kapasitas produksinya," ujarnya, Selasa 1 Desember 2020. 

Ia menjelaskan, Porang sangat potensial dikembangkan karena kegunaannya yang penting.

Baca Juga: Solusi Kurangi Sampah Organik, BLK Kota Tangerang Gelar Pelatihan Budidaya Maggot

Porang bisa menjadi sumber karbohidrat masa depan yang sehat untuk diet dan penderita diabetes, bahan mie dan makanan, bahan obat, bahkan bisa menjadi sumber bahan baku untuk industri pesawat terbang.

Sehingga tidak heran jika Porang diburu oleh pasar dunia dan menjadi komoditas ekspor yang bernilai tinggi.

Sekjen FSPP Provinsi Banten H Fadlullah mengatakan, gerakan tanam Porang diharapkan adanya peningkatan taraf hidup masyarakat.

Baca Juga: Bertahan di Masa Pandemi, Ini Kiat Jitu Pelaku Usaha di Banten

Selain itu, tak kalah penting gerakan menanam yang diprakarsai Gubernur Banten Wahidin Halim merupakan solusi atas kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat Pandemi Covid-19.

Menurut Fadlullah, pemerintah yang sedang gencar dalam upaya pemulihan ekonomi harus didukung.

Salah satunya dengan menggerakkan tumbuhnya ekonomi alternatif, seperti halnya budidaya Porang.

Baca Juga: Bisnis Ini Melesat di Tengah Pandemi, Nilai Transaksinya Capai 20,7 Triliun

"Bagi kami pandemi Covid-19, bukan musibah tetapi berkah. Karena kami terus menggerakkan sektor ekonomi masyarakat. Kita berharap masyarakat sehat dan ekonomi kembali pulih dan bangkit. Kita optimis Indonesia bisa melewati pandemi ini," kata Fadlullah.***

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x