KABAR BANTEN - Setelah pelaksanaan Pilkada 2020, jumlah kasus Covid-19 cenderung meningkat signifikan dari sebelum pesta demorkasi daerah tersebut digelar.
Peningkatan kasus penularan dan penyebaran virus corona atau Covid-19 tersebut, harus diwaspadai.
Menurut Ahli epidemiologi dari Universitas Hasanuddin, Prof Ridwan Amiruddin, kekhawatiran tentang tercipta mega klaster Covid-19 Pilkada 2020 ini sudah sangat sering diutarakan secara terbuka oleh berbagai kalangan.
Baca Juga : Jakarta Perketat Akses Keluar Masuk, Petugas Gabungan Periksa Kendaraan di Gerbang Tol Serang
Atas dasar itu, merebak desakan dan imbauan penundaan kembali Pilkada serentak 2020 yang dilaksanakan di sembilan provinsi dan 270 kabupaten/kota. Pada Pilkada 2020 ini diketahui ada lebih dari 110.000.000 pemilih.
"Itu sudah jelas klaster Pilkada, ini kan sudah menunjukkan kasusnya," ujar Prof Ridwan Amiruddin saat dikonfirmasi berkaitan dengan sejumlah calon kepala daerah dan simpatisannya terkonfimasi positif dikutip Kabar-Banten.com dari Antara, Jumat, 18 Desember 2020.
Baca Juga : Libur Natal dan Tahun Baru 2021, Diminta Batasi Kunjungan Wisatawan, Tatu: Tidak Boleh Ada Kerumunan
Untuk itu, patut diwaspadai penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat, mengingat hampir semua orang berada di kerumunan baik saat kampanye maupun menyalurkan hak pilihnya di TPS. Ia memprediksi, kasus orang terpapar akan terus meningkat.
"Besar peluang kasus ini akan naik terus sampai Januari tahun depan," ujar Prof Ridwan Amiruddin.