Kota Cilegon Masuk 'Ring of Fire', BPBD Imbau Masyarakat Waspada Ancaman Bencana

- 21 Januari 2021, 07:08 WIB
BPBD Kota Cilegon mengimbau agar masyarakat waspada ancaman gempa bumi karena Kota Cilegon merupakan salah satu daerah yang masuk pusaran Cincin Api Pasifik atau lingkaran api Pasifik (Ring of Fire).
BPBD Kota Cilegon mengimbau agar masyarakat waspada ancaman gempa bumi karena Kota Cilegon merupakan salah satu daerah yang masuk pusaran Cincin Api Pasifik atau lingkaran api Pasifik (Ring of Fire). /

KABAR BANTEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bencana gempa bumi. Sebab, Kota Cilegon merupakan salah satu daerah yang masuk pusaran Cincin Api Pasifik atau lingkaran api Pasifik (Ring of Fire).

Ring of fire merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Karena, lokasinya berada pada sabuk vulkanik dan tektonik. Daerah tersebut berbentuk tapal kuda, mengelilingi Samudera Pasifik mencakup wilayah sepanjang 40.000 kilometer.

Kepala BPBD Kota Cilegon, Erwin Harahap melalui Pelaksana tugas (Plt) Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cilegon Utang Sutardi mengatakan, potensi bencana di Kota Cilegon cukup kompleks. Berkaitan dengan Ring of Fire, potensi bencana kota baja tidak hanya pada persoalan gempa bumi.

"Potensi bencana ini memang ada, entah karena gempa tektonik atau karena GAK (Gunung Anak Krakatau) erupsi. Namun, jika ini dialami Kota Cilegon, bukan hanya getarannya saja yang dikhawatirkan. Tapi, gempa bumi bisa menyebabkan bencana industri," katanya saat dihubungi melalui telepon genggam, Rabu, 20 Januari 2021.

Baca Juga : Gunung Anak Krakatau Terpantau Aktif, Statusnya Naik, Warga Diimbau Tak Mendekat

Menurut dia, bencana industri merupakan hal paling ditakuti pihaknya. Mengingat potensi itu cukup tinggi, juga berdampak krusial terhadap masyarakat Kota Cilegon.

"Industri kimia di Cilegon, rata-rata berada di pesisir laut. Jika ada tsunami, industri lah pihak pertama yang akan terkena imbas. Jelas, jika pabrik kimia mengalami kebocoran atau bahkan meledak, maka masyarakat bisa terkena dampak kesehatan. Itulah yang paling kami takuti," ujarnya.

Berkaitan dengan hal ini, pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi. Baik itu kepada pihak industri, juga kepada masyarakat luas.

"Kepada industri, kami selalu mengingatkan untuk kesiapsiagaan terhadap potensi bencana itu. Kami dorong mereka untuk terus berkoordinasi dengan BMKG, juga melakukan drill (simulasi penanganan bencana industri). Kepada masyarakat pun, kami terus mengingatkan tentang pentingnya antisipasi jika bencana industri sebagai imbas bencana gempa bumi datang," ucapnya.

Baca Juga : Gempa di Kota Cilegon, BPBD Minta Masyarakat Waspada

Menurut dia, pihaknya telah membuat 15 titik evakuasi bencana tsunami di Kota Cilegon. Namun, tutur dia, titik-titik evakuasi ini, sedang dikaji ulang oleh Bappeda Kota Cilegon.

"Sekarang ini titik-titik evakuasi sedang dikaji ulang. Ini untuk kepentingan kelengkapan fasilitas titik evakuasi. Kan di setiap titik evakuasi harus dilengkapi fasilitas jalan yang memadai, juga toilet dan sebagainya," katanya.

Sementara itu, BMKG telah mendeteksi adanya aktivitas gempa bumi tektonik di Kota Cilegon akhir pekan lalu. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 2.5 itu, terjadi di kota baja pada Sabtu, 16 Januari 2021.

Bahkan, Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Pasauran, Kabupaten Serang menyatakan adanya aktivitas GAK.

"Visual CCTV menangkap adanya asap putih dari kawah. Getaran gempa pun terdeteksi terjadi hingga tiga kali. Di mana per sekali gempa, berkekuatan amplitudo 1-7 milimeter selama 5-7 detik," ujar Kepala Pos Pengamatan GAK Pasauran, Kabupaten Serang Deny Mardiono.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x