Kantor Bahasa Banten Diskusi Dialek Film Saidjah dan Adinda

- 21 Februari 2021, 13:11 WIB
Tangkapa layar saat Sutradara Film Saidjah dan Adinda memberikan materi penggunaan bahasa dalam film Saidjah dan Adinda, melalui virtual, Jumat 19 Februari 2021.
Tangkapa layar saat Sutradara Film Saidjah dan Adinda memberikan materi penggunaan bahasa dalam film Saidjah dan Adinda, melalui virtual, Jumat 19 Februari 2021. /Denis Asria/Kabar Banten

KABAR BANTEN - Kantor Bahasa Banten (KBB) memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional dengan menggelar diskusi dialek Film Saidjah dan Adinda, melalui virtual.

Kepala Kantor Bahasa Banten Halimi Hadibrata mengatakan, bahasa ibu di Indonesia dari berbagai daerah biasa digunakan dalam dialek film sebagai sarana komunikasi verbal. Bahasa Ibu juga bisa menjadi ahli kode dan campur kode.

“Bahasa Ibu di Indonesia itu dari berbagai daerah, sehingga bisa digunakan sebagai dialek dalam film sebagai komunikasi verbal. Bahasa Ibu juga bisa menjadi ahli kode campur kode,” kata Halimi.

Baca Juga: Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa, Kepala Kantor Bahasa Banten Sampaikan Ini

Ia mengatakan, penggunaannya dalam cerita film dapat memberikan sumbangan yang besar, dalam mempertahankan bahasa. Konteks budaya lokal dan penggunaan bahasa menjadi lebih jelas.

“Bahasa Ibu dalam film memberikan sumbangan besar dalam mempertahanan bahasa, Sehingga konteks budaya lokal dan bahasa lebih jelas,” ujarnya.

Sementara itu, Aktor Demang dalam Film Saidjah dan Adinda DC Aryadi mengatakan, adanya perbedaan tata bahasa antara Bahasa Banten dan Sunda, dikarenakan wilayah Banten tidak pernah menjadi bagian dari Kesultanan Mataram.

Baca Juga: Kantor Bahasa Gelar Diseminasi, Kosakata Khas Banten Diharapkan Masuk KBBI

“Perbedaan Bahasa Banten dengan Sunda itu, karena wilayah Banten tidak pernah menjadi bagian dari Kesultanan Mataram,” ujarnya.

Sutradara Film Saidjah Adinda Darwin Mahesa mengatakan, pihaknya sudah melakukan riset sejak 2014 sebelum membuat film tersebut. Riset itu terdiri dari penggunaan bahasa, kemudian pakaian, dan lokasi-lokasi yang ada dalam novel Max Havelaar.

“Kami melakukan riset pada 2014, untuk mengetahui penggunaan bahasa yang digunakan dalam novel Max Havelar,” katanya.

Baca Juga: Wagub Banten Jadi Artis, Adu Akting dengan Pemeran Utama Film Balada Si Roy, Ini Peran Andika Hazrumy

Ia menuturkan, pihaknya menemukan bahasa yang sama, tetapi dialek yang berbeda serta bahasa-bahasa baru.

“Dalam riset kami menemukan bahasa yang sama tetapi dialek yang berbeda, seperti Bahasa Sunda Rangkas dengan Sukabumi sedikit berbeda. Kami memutuskan untuk gunakan Bahasa Sunda Rangkas dalam Film Saidjah dan Adinda,” tuturnya.***

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x