Baca Juga: Tak Kuat Menanjak, Mobil Boks Hantam Calya Hingga Rusak Berat, Begini Kondisinya
Tidak hanya dapat digunakan untuk perhubungan yang mungkin dapat dilalui perahu-perahu kecil pada waktu peperangan melawan Belanda saja, saluran tersebut juga memiliki fungsi andil dalam kemakmuran rakyat.
Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Lebak, Pemberian Raja Purnawarman, Prasastinya Ada di Kabupaten Pandeglang
Terkhusus, peran pentingnya bagi sawah-sawah yang pada saat itu, kebanyakan baru dibuka di kanan kiri sepanjang jalan tersebut. Dalam bidang pertanian khususnya, tanaman padi di daerah yang dilalui irigasi sekitar Tirtayasa, Pontang, dan Tanara.
Pertanian tersebut mengalami perkembangan yang amat pesat hingga mencapai swasembada beras, bahka sewaktu perang dengan kompeni Belanda terjadi, rakyat sudah memiliki cadangan beras sebagai perbekalan.
Selain berfungsi untuk persawahan, tujuan dibuatnya irigasi tersebut, merupakan langkah Sultan Ageng Tirtayasa dalam menghimpun kekuatan dan menambah semangat jiwa gotong royong yang diharapkan mampu menjadi kekuatan yang tidak mudah ken hasutan dari pihak musuh (Belanda).
Berdasarkan catatan sejarah, pada abad ke-17, Sultan Ageng Tirtayasa menyerahkan pemerintahan Surosowan kepada anaknya yang bernama Sultan Haji, sementara Sultan Ageng Tirtayasa memilih tinggal di Keraton Tirtayasa yang letaknya cukup strategis di tepi pantai dan jalan kuno.