Stasiun Kereta Api Rangkasbitung Tutup Layanan KRL, Warga Terpaksa Bayar Ojek Rp70 Ribu

- 6 Mei 2021, 23:12 WIB
Pintu masuk Stasiun Kereta Api Rangkasbitung, Kabupaten Lebak ditutup karena tidak melayani naik dan turun penumpang KRL Rangkasbitung-Tanah Abang selama larangan mudik 2021 berlaku, Kamis,  6 Mei 2021.
Pintu masuk Stasiun Kereta Api Rangkasbitung, Kabupaten Lebak ditutup karena tidak melayani naik dan turun penumpang KRL Rangkasbitung-Tanah Abang selama larangan mudik 2021 berlaku, Kamis, 6 Mei 2021. /Kabar Banten/Purnama Irawan

KABAR BANTEN - Memasuki waktu larangan mudik 2021, KAI Commuter menutup layanan naik dan turun penumpang KRL di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung.

Selain Stasiun Kereta Api Rangkasbitung, KAI Commuter juga menutup layanan Stasiun Citeras dan Stasiun Maja serta stasiun yang tidak termasuk di wilayah aglomerasi.

"Tutupnya layanan KRL di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung membuat kami kecewa. Sebab ini satu - satunya transportasi masal yang murah meriah," kata M Syarif warga Rangkasbitung, mengaku bekerja di Jakarta yang setiap harinya selalu PP naik KRL di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung, Kamis, 6 Mei 2021.

Ia menegaskan, rasa kecewa sangat mendalam karena dengan ditutupnya pelayanan KRL di Stasiun Rangkasbitung maka untuk sampai ke Jakarta tidak ada pilihan lain lagi kecuali naik KRL di stasiun terdekat. Sekarang ini pilihan Stasiun terdekat itu Stasiun Tigaraksa.

"Soalnya untuk Stasiun Citeras dan Maja sama ditutup. Untuk sampai ke Stasiun Tigaraksa satu - satunya transportasi ya terpaksa harus naek Ojek dengan ongkos Rp70 ribu sekali jalan kalau PP ya harus punya duit Rp140 ribu," katanya.

Baca Juga: Larangan Mudik 2021: Petugas Lakukan Penyekatan, Kendaraan Jenis Ini Diperbolehkan Memasuki Kabupaten Lebak

Syarif menegaskan, semestinya layanan di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung ini jangan ditutup. Tetap buka namun penumpang yang diakomodir yang memang memiliki tujuan bekerja ataupun yang mau menjalani berobat jalan saja.

"Yang kasian kan yang buruh harian mereka penghasilannya dari kerjaan harian. Jika tak ada KRL yang jalan ya sudah tak memiliki penghasilan, kalau sudah begitu apa ada yang mau tanggungjawab, syukur-syukur ia tabah kalau enggak kuat terus melakukan tindakan kriminal karena lapar terus dipenjara yang kasian kan keluarga," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap, kebijakan itu diperketat namun juga diberikan jaminan bagi mereka yang mencari nafkah. Kalau semisal ASN atau karyawan dan BUMN tidak kerja karena mengikuti aturan gaji bulanannya tetap ngalir.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x