Kritisi Kebijakan Penghentian KRL di Stasiun Rangkasbitung, Sopir Angkot Gelar Aksi Mogok

- 10 Mei 2021, 16:17 WIB
Kritisi kebijakan penghentian operasional KRL di Stasiun Rangkasbitung, puluhan sopir angkot Mandala menggelar aksi mogok membawa keranda mayat di Terminal Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Senin, 10 Mei 2021.
Kritisi kebijakan penghentian operasional KRL di Stasiun Rangkasbitung, puluhan sopir angkot Mandala menggelar aksi mogok membawa keranda mayat di Terminal Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Senin, 10 Mei 2021. /

KABAR BANTEN - Puluhan sopir angkot trayek Terminal Mandala-Terminal Sunan Kalijaga menggelar aksi mogok dan membawa keranda mayat di Terminal Mandala, Kecamatan Kabupaten Lebak.

Aksi sopir angkot Terminal Mandala melakukan mogok dan membawa keranda mayat dipicu kebijakan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya yang meminta Kementerian Perhubungan menghentikan operasi KRL di Stasiun Rangkasbitung.

"Kami sengaja pada aksi mogok ini, membawa serta keranda mayat. Kami tidak mau arogansi, cuman kami menyentuh orangtua kami yaitu bupati (Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya)," kata Koordinator aksi sopir angkot Mandala Ilham kepada Kabar-Banten.com, Senin, 10 Mei 2021.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakeswan Lebak Awasi Daging di 9 Pasar Tradisonal, Berikut Hasil Temuannya

Ilham mengaku, aksi sambil membawa keranda mayat karena memang tidak ada tujuan untuk arogansi. Tetapi mengkritisi kebijakan Bupati Lebak yang terlalu cepat mengambil keputusan tanpa kajian dan berembug dengan para sopir angkot.

"Keranda mayat ini merupakan matinya penghasilan. Banyak sopir enggak makan karena matinya semua penghasilan, oleh karena itu kita memohon kepada Bupati Lebak mencabut kebijakannya yang menyetop operasi KRL," katanya.

Ia meminta kembali dioperasikannya KRL Stasiun Rangkasbitung, karena rezeki para sopir persatu tahun sekali.

"Kami tidak merasakan untuk hidup senang kami ingin kebijakan Bupati Lebak untuk dicabut, terkait diputuskannya KRL masuk Rangkasbitung. Karena KRL tersebut satu-satunya jalan, usaha kami untuk melanjutkan hidup kami di bulan puasa ini di Lebaran ini, jadi kami memohon kepada bupati mencabut surat penghentian operasi KRL," katanya.

Baca Juga: Stasiun Kereta Api Rangkasbitung Tutup Layanan KRL, Warga Terpaksa Bayar Ojek Rp70 Ribu

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah