Jaka mengaku, saat ini tak bisa berjualan karena sejak Juni hingga Juli 2021 kekurangan modal dan kesulitan mendapatkan pasokan buah-buahan yang dijualnya.
"Kalau normal, per hari bisa jual 30 kilogram salak dan 30 kilo jeruk. Sekarang susah dapat barangnya. Kalau pun ada harganya mahal, ditambah modal juga sudah habis," ucapnya.
Sebelum adanya pemberlakuan PPKM Darurat, Jaka masih bisa bertahan dengan jualannya, meski hanya memiliki untung tipis.
Namun, ketika adanya penerapan PPKM Darurat, barang dagangannya mulai sedikit, termasuk modalnya yang semakin menipis.
"Kalau sebelumnya jualan setiap hari, sekarang, seminggu paling dua hari. Intinya saya nyerah kebijakan pemerintah (PPKM)," tuturnya. ***