Keruntuhan Banten Girang, Cikal Bakal Kesultanan Banten Kendalikan Pelabuhan Hingga Jadi Bandar Internasional

- 15 Agustus 2021, 19:19 WIB
Lukisan karya Cornelis Claesz di pasar Banten yang menggambarkan suasana perdagangan masyarakat Pribumi dari berbagai suku bangsa melangsungkan transaksi berbagai komoditi hasil bumi di masa Kesultanan Banten.
Lukisan karya Cornelis Claesz di pasar Banten yang menggambarkan suasana perdagangan masyarakat Pribumi dari berbagai suku bangsa melangsungkan transaksi berbagai komoditi hasil bumi di masa Kesultanan Banten. /Tangkapan layar jalurrempah.kemdikbud.go.id

KABAR BANTEN - Kejayaan dan kekayaan bumi Banten, sejak dahulu bukan lagi rahasia umum. Apalagi saat di bawah kekuasaan Kesultanan Banten.

Kekayaan tanah jawara sebelum kekuasaan Kesultanan Banten selalu menjadi incaran berbagai negara di Dunia.

Sebelum masuk abad kekuasaan Kesultanan Banten, tepatnya pada masa Banten Girang, kejayaan Banten yang dikenal sebagai titik pusat jalur perdagangan rempah internasional ini belum begitu tersohor.

Namun, sejak Banten Girang berhasil ditaklukan oleh penguasa Muslim yang merupakan pendiri Kesultanan Banten, seketika Banten pun dikenal sebagai Bandar atau pusat perdagangan internasional.

Baca Juga: Maulana Hasanuddin, Raja Pertama Banten, Dinobatkan tahun 1525, Disebut Pangeran Saba Kingkin

Dilansir dari berbagai sumber, pada abad ke-16, yang berkuasa di Banten saat itu adalah Prabu Pucuk Umun.

Yang mana, pada masa kekuasaan Prabu Pucuk Umun, Banten Girang menjadi pusat pemerintahan, sementara Banten Ilir atau disebut sebagai Banten lama dijadikan sebagian pusat pelabuhan.

Pada masa itu, Prabu Pucuk Umun beserta rakyatnya menganut agama Hindu-Budha.

Hingga akhirnya, saat Sunan Gunung Jati beserta anaknya Hasanuddin memasuki bumi Banten, seluruh wilayah Banten pun ditaklukan oleh bara tentara islam.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x