Mengenal Kesenian Patingtung, Pengiring Adu Ayam Sultan Hasanuddin dan Prabu Pucuk Umum

- 12 September 2021, 20:58 WIB
Kesenian Patingtung, salah satu Kesenian daerah Banten, bersifat Magis religius, awal mulai diciptakan untuk mengiringi sabung ayam Sultan Hasanuddin dan Prabu Pucuk Umum.
Kesenian Patingtung, salah satu Kesenian daerah Banten, bersifat Magis religius, awal mulai diciptakan untuk mengiringi sabung ayam Sultan Hasanuddin dan Prabu Pucuk Umum. /kebudayaan.kemdikbud.go.id

Sementara, ayam Prabu Pucuk Umum diberi nama Jalak Rawe.

Pada masa itu, saat peristiwa sabu ayam, selalu diiringi dengan irama gendang yang saling bertautan.

Baca Juga: Bukan Sembarang Pusaka! Begini Rumitnya Pembuatan Golok Ciomas Kabupaten Serang, Harus Ikuti Banyak Ritual

Layaknya masa sekarang, dalam setiap pertarungan tentu akan ada suporternya.

Begitupun pada masa dahulu, juga ada suporter yang mengiringi atau meramaikan pertarungan tersebut, dengan turut menari-nari.

Nah, begitulah awal mulai Kesenian Patingtung berasal.

Awal mulanya memang Kesenian Patingtung ini diciptakan untuk mengiringi permainan sabung ayam.

Namun, dalam proses perkembangannya, setelah agama Islam menjadi agama yang dominan dianut warga Banten, Kesenian Patingtung ini berkembang menjadi seni pertunjukan.

Baca Juga: Kesaktian Ayam Jago Sultan Hasanuddin, Penakluk Raja Sunda Prabu Pucuk Umun, Dimulainya Kesultanan Banten

Tentu, seni pertunjukan ini ditampilkan untuk menjadi media dalam menghibur masyarakat.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x