Meski disayat atau digorok oleh benda tajam, bahkan makan berbagai bahan-bahan yang berbahaya seperti beling, namun anggota tubuhnya tetap utuh.
Bahkan, sayatan yang dikenai kepada tubuh sangat penari, tidak sedikitpun membuat berdarah atau lecet sekalipun.
Untuk diketahui, penari yang tampil dalam pertunjukan Kesenian Patingtung ini, berjumlah 10 hingga 15 orang.
Busana yang digunakan oleh para penari atau pesilat termasuk Pengrawit yang memainkan alat musik untuk mengiringi atraksi para pemain yakni busana adat yang didominasi oleh warna hitam.
Busana yang didominasi warna hitam tersebut terdiri dari baju, celana, lomar atau ikat kepala, dan ikat pinggang.
Pertama, baju yang dikenakan pemain Patingtung adalah baju potongan kampret, yakni baju potongan tanpa kerah, memiliki dua dua kantung dibagian bawah kiri dan kanan serta bertangan panjang.
Baca Juga: Patingtung Bukan Kesenian Biasa, Ada Sejak 1552, Hanya Talent Ahli yang Dapat Memainkannya
Kedua, celana yang dikenakan pemain Patingtung adalah celana dengan potongan pangsi, yang dibuat tanpa kantong dan tanpa ikat pinggang.
Ketiga, adalah ikat pinggang yang terbuat dari kain berwarna merah dan berbentuk persegi panjang.