“Kemudian, menguatkan kapasitas dan kapabilitas Pemerintah Daerah, pihak terkait, dan masyarakat untuk kesiapan mencegah kerugian,” lanjut Dwikorita Karnawati.
Baca Juga: Awan Arcus Kirim Isyarat, Pertanda Akan Terjadi Ini, BMKG: Bukan Gempa dan Tsunami Apalagi Mistis
Sebelumnya, BMKG mewanti-wanti Pemprov Banten terkait ancaman potensi gempa bumi magnitudo 8,7 dan tsunami.
Salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami adalah Kota Cilegon.
"Letak Kota Cilegon yang berada di ujung barat pulau Jawa, di tepi Selat Sunda selain strategis juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami," ungkap Dwikorita Karnawati.
Dwikorita menerangkan, sekurang-kurangnya terdapat 4 sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area tersebut yaitu Zona Megathrust berstatus rawan gempa bumi dan tsunami, Zona Sesar Mentawai, Semangko, dan Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami.
Kemudian, Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut, dan Gunung Anak Krakatau yang mana jika terjadi erupsi juga dapat memicu tsunami.
Berdasarkan pemodelan yang dilakukan BMKG, lanjut Dwikorita, jika gempa terjadi di Zona Megathrust Selat Sunda, maka terdapat potensi kekuatan gempa bumi hingga mencapai magnitudo 8,7 yang dapat memicu tsunami.***