KABAR BANTEN – Sebagai pimpinan daerah Kota Cilegon yang menyukai makanan dan obat-obatan tradisional, Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta memiliki kesan tersendiri pada tanaman herbal sambiloto.
Sanuji Pentamarta menilai jika sambiloto adalah tanaman herbal terbaik asli Indonesia, dimana tanaman ini ampuh untuk menyembuhkan banyak penyakit.
Tidak hanya itu, rasa sambiloto yang super pahit bagi Sanuji Pentamarta bukan kaleng-kaleng, juga bukan hoax.
Hal tersebut dikatakan Sanuji Pentamarta disela-sela kunjungan ke Kelompok Wanita Tani Pekarangan Pangan Lestari atau KWT P2L, di Lingkungan Kemuning, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber, Rabu 9 Maret 2022.
Sanuji Pentamarta mengatakan jika rasa pahit daun sambiloto bukalah hoax, karena saat kunjungan itu dia merasakan sendiri pahitnya daun tersebut.
“Waduh, pahit. Bukan hoax ini, pahit banget,” katanya sambil mengernyitkan dahi.
Baca Juga: Uji Nyali, Tak Tahan Pahitnya Daun Sambiloto, Ekspresi Patwal Dishub Cilegon Ini Bikin Ngakak
Menurut Sanuji Pentamarta, sambiloto adalah tanaman herbal terbaik asli Indonesia, tanaman tersebut bagian dari kekayaan Indonesia yang harus dibudidayakan.
Bahkan pada acara itu, Sanuji Pentamarta meminta agar tanaman tersebut ditanam di rumah dinasnya.
“Ini adalah salah satu kekayaan Indonesia yang harus dilestarikan, dibudidayakan. Saya ingin tanaman ini ditanam di rumah juga,” ujarnya.
Ia pun mengapresiasi adanya KWT P2L di bawah binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kota Cilegon.
Menurutnya, KWT P2L merupakan salah satu solusi dalam rangka peningkatan ketahanan pangan di Kota Cilegon.
“KWT ini bagus, para ibu-ibu berkontribusi pada gerakan menghijaukan Kota Cilegon. Sehingga Kota Cilegon menjadi hijau dengan tanaman, menyegarkan lingkungannya, juga bermanfaat khususnya dalam menjamin ketahanan pangan,” tuturnya.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta Sebut CFD Perlu Diperbanyak,
Sementara itu, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan pada DKPP Kota Cilegon Sutardi mengatakan jika pihaknya memiliki 84 KWT di bawah bimbingannya.
Menurut Sutardi, pihaknya terus melakukan pembinaan dan bimbingan kepada puluhan kelompok tani tersebut.
“Kami ada 84 KWT, salah satunya di Kemuning ini. Setiap tahun KWT kami bina, bimbing, sehingga KWT terus tumbuh di Kota Cilegon,” ucapnya.
Biasanya, lanjut Sutardi, setiap KWT mendapat anggaran pembinaan yang mencapai Rp50 juta per kelompok.
Sayangnya, di 2022 ini anggaran yang berasal dari bantuan pemerintah pusat itu tidak dialokasikan.
“Tahun ini tidak ada bantuan dari pemerintah pusat. Namun begitu kami terus melakukan pembinaan,” katanya. ***