Kemudian untuk perwakilan kelompok dari kabupaten kota diberikan bantuan Rp3.000.000. Sementara untuk provinsi di luar Banten diberikan bantuan transport Rp4-5 juta.
Dalam festival tersebut ada hadiah yang diperebutkan. Mengingat anggaran kegiatan berasal dari APBD maka tentu harus berpatokan pada SIPD.
Beni mengatakan di dalam SIPD juara pertama mendapat maksimal Rp5 juta, juara kedua Rp4 juta, juara ketiga 3 juta dan ada juara favorit.
"Paling kecil Rp1 juta di harapan tiga," ucapnya.
Ada banyak hal yang dinilai dalam festival silat kaserangan. Diantaranya keutuhan gerak, artinya solat kaserangan adalah gerakan silat baku sehingga tidak boleh dirubah atau divariasikan.
"Ini keutuhan gerak, kemudian wirasa, wiraga, wirahma dan wirupa, kemudian ada namanya komposisi koreografer artinya kreativitas pesilat bisa berganti ganti posisi pola lantai. Itu yang jadi penilaian," tuturnya.
Untuk peserta tidak dibatasi baik dewasa maupun pelajar SD, SMP. Semua diserahkan pada paguron masing-masing.
"Karena memang kemarin di teknikal meeting peserta dibebaskan kepada paguron dengan segala konsekuensinya. Kalau bawa anak kecil hanya untuk uji nyali atau cari pengalaman silakan, tapi kalau mau cari prestasi kami sampai kan agar menampilkan yang terbaik," katanya.
Dalam kegiatan festival silat Kaserangan hadir Asisten Daerah I Nanang Supriatna, Kepala Disporapar Anas Dwisatya, para pejabat eselon II, Kepala OPD dan Camat.***