Wow! Data SSGI Stunting Kota Tangerang 15,3 Persen, Terbaik se-Banten, Lampaui Target Nasional Versi E-PPGBM

- 28 Juli 2022, 18:34 WIB
Kepala Bidang Pemerintahan Pembangunan Manusia (PPM) Bappeda Provinsi Banten, Ahmad Rohili menyampaikan bahwa data SSGI mencatat angka stunting di Kota Tangerang 15,3 persen.
Kepala Bidang Pemerintahan Pembangunan Manusia (PPM) Bappeda Provinsi Banten, Ahmad Rohili menyampaikan bahwa data SSGI mencatat angka stunting di Kota Tangerang 15,3 persen. /Dewi Agustini/Kabar Banten

KABAR BANTEN - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten menyebutkan bahwa hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, angka stunting Kota Tangerang berada diangka 15,3 persen.

Data tersebut merupakan data agregat dari sampel yang diambil melalui SSGI. Artinya dengan angka 15,3 persen tersebut, menjadi terbaik se Banten.

Sedangkan versi Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), angka stunting Kota Tangerang menyentuh 8,03 persen, artinya dibawah target nasional 14 persen.

Seperti diketahui, stunting merupakan kondisi dimana pertumbuhan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur saat ini.

Kondisi ini dipicu dengan kurangnya nutrisi saat hamil, bayi dan saat masih kanak. Sedangkan gizi buruk merupakan kondisi dimana kekurangan, baik dari segi protein, kalori serta vitamin dan mineral.

"Kami sangat apresiasi untuk Kota Tangerang, dengan angka stunting 15,3 persen saat ini. Pasalnya, angka tersebut menunjukkan kalau Kota Tangerang berada dibawah angka Provinsi bahkan Nasional. Terbaik se Banten untuk versi SSGI," ungkap Ahmad Rohili, Kepala Bidang Pemerintahan Pembangunan Manusia (PPM) Bappeda, Provinsi Banten, Kamis 28 Juli 2022.

Baca Juga: Dinkes Genjot Capaian Booster Covid-19, Ini Cara Cek Jadwal Vaksinasi di Kota Tangerang

Namun, kata dia, data SSGI dan E-PPGBM tetap menjadi acuan kota kabupaten untuk terus menekan angka stunting.

Ahmad Rohili menuturkan, apa yang dilakukan Kota Tangerang sudah sangat baik. Khususnya dalam penanganan stunting.

Kota Tangerang benar-benar melakukannya secara terstruktur. Mulai dari pendataan, penentuan lokus stunting, perencanaan pada jajaran OPD terkait, hingga pendampingan target sasaran.

"Kalau dilihat langsung ke Kota Tangerang, secara umum Kota Tangerang sangat rapih. Tak hanya pada programnya, tapi sektor-sektor pendukungnya, seperti taman-taman yang mendukung tumbuh kembang anak, kebersihan kota yang terjaga, bahkan ada program DKP yang turun langsung untuk memenuhi asupan balita yang bergizi, ini satu program yang buat kami langsung ke akar masalah," tegasnya.

Ahmad Rohili menjelaskan, ada lima klaster penilaian pada Kota Layak Anak. Diantaranya, Hak sipil dan kebebasan, Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, Kesehatan dasar dan kesejahteraan, Pendidikan,pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya serta Perlindungan khusus.

"Dalam lima klaster tersebut, Kota Tangerang berhasil meraih skor hingga 964 poin. Semua klaster memiliki nilai yang tinggi, tapi kolaborasi semua pihak hingga pihak swasta lah yang menjadi nilai tambah Kota Tangerang. Dimana, penurunan angka stunting dipahami menjadi tanggungjawab semua pihak, tak hanya satu dua OPD semata," paparnya.

Baca Juga: Tembus ke Pasar Dunia, Pelaku UMKM di Kota Tangerang Diminta Optimalkan Sosial Media

Ahmad Rohili berharap, Kota Tangerang bisa terus maksimalkan program penurunan angka stunting dan gizi buruk.

Pasalnya, peran serta kota kabupaten sangat dibutuhkan untuk mendukung angka penurunan angka stunting di Provinsi hingga Nasional.

"Harapannya, lewat aksi Kota Tangerang dan tujuh kota kabupaten lainnya bisa mendukung target Provinsi Banten dengan 19,25 persen pada 2023 dan target Nasional dengan 14 persen pada 2024 mendatang," ujarnya.

Diketahui, penurunan angka stunting menjadi perhatian serius bagi Pemkot Tangerang dengan sederet program pemenuhan gizi dan penurunan stunting.

Kota Tangerang pun berhasil meraih predikat Nindya sebagai Kota Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x