Temuan Kasus TBC di Kabupaten Serang Capai 3.472, di Kecamatan Ini Paling Banyak Ditemukan

- 20 Desember 2022, 10:09 WIB
Dinkes Kabupaten Serang bersama Penabulu -STPI Kabupaten Serang dan Ketua DPRD Kabupaten Serang saat melakukan konferensi pers terkait TBC di salah satu rumah makan di Kota Serang, Senin 19 Desember 2022.
Dinkes Kabupaten Serang bersama Penabulu -STPI Kabupaten Serang dan Ketua DPRD Kabupaten Serang saat melakukan konferensi pers terkait TBC di salah satu rumah makan di Kota Serang, Senin 19 Desember 2022. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang mencatat sejak periode Januari sampai 18 Desember 2022 temuan kasus TBC atau Tuberculosis mencapai 3.472 kasus.

Temuan kasus TBC di Kabupaten Serang tersebut tersebar di sejumlah kecamatan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Haryanti mengatakan, untuk Kabupaten Serang sejak Januari hingga 18 Desember 2022 jumlah kasus TBC yang ditemukan ada 3.472 kasus.

Baca Juga: Mengenal Teks Eskposisi, Definisi hingga Penggunaannya

"Dari 3.472, yang terkonfirmasi sebagai TBC resisten obat atau RO ada 60 kasus," ujarnya kepada Kabar Banten saat ditemui usai konferensi pers pernyataan bersama upaya kolaborasi penanganan tuberkulosis di Kabupaten Serang di salah satu rumah makan di Kota Serang, Senin 19 Desember 2022.

Ia mengatakan, TBC RO artinya tidak bisa diobati dengan obat TBC biasa. Pasien harus menggunakan obat berbeda karena sudah resisten terhadap obat.

Menurut Istianah penyebab TBC adalah kuman bakteri Mycobacterium tuberculosis.

"Dia menularkan dari orang sakit kepada orang lain dengan menggunakan cipratan air lidah atau droplet," ucapnya.

Istianah mengatakan, satu kasus TBC secara teori bisa menularkan kepada 20 orang di sekitarnya.

Baik yang kontak serumah, kontak kerja, kontak di tempat nongkrong hingga di sekolah dan lainnya.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak, Ini yang Harus Diperhatikan Orang Tua

Namun demikian masih tingginya kasus TBC di Kabupaten Serang dikarenakan kesadaran masyarakat untuk menerapkan PHBS masih rendah.

"Terutama di 12 indikator PHBS itu yang paling rendah cakupannya tidak merokok dalam rumah," katanya.

Temuan kasus TBC tertinggi di Kabupaten Serang ada di Kecamatan Kopo. Dari estimasi yang harus ditemukan di Kopo ada 111 persen temuan. Dengan demikian kinerja penemuan sangat baik.

"Kemudian kedua di Tanara, ketiga Waringinkurung, keempat Ciomas dan kelima Pontang. Ini artinya kinerja petugas bagus karena dia mampu menemukan kasus TBC sesuai yang ditargetkan," ucapnya.

Justru kata dia, yang berbahay ketika kasus banyak tapi tidak ditemukan. Sehingga dengan menemukan kasus sebagai upaya untuk mengurus mata rantai penularan TBC.

"Caranya dengan menemukan kasusnya, mengobati sampai sembuh dan mencegah penularan. Itu baru kita bisa memutus mata rantai penularan TBC," katanya.

Baca Juga: 7 Alasan Pria Memilih Pergi Saat Kamu Lagi Sayang-sayangnya

Istianah mengatakan, dibandingkan tahun 2021, temuan kasus TBC 2022 mengalami peningkatan. Itu artinya bukan kasusnya tinggi namun kinerja petugas semakin baik.

"Kenaikannya tahun lalu 2.965 sekarang 3.472. Jadi agak peningkatan, bermakna kemarin karena pandemi Covid-19 agak susah kita menemukan kasus karena orang buka mulut saja agak susah kan istilahnya kita sangat takut dengan droplet. Sehingga penemuan kasus agak menurun tahun lalu, tapi tahun ini kita gencarkan lagi sehingga ada peningkatan," ucapnya.

Ia mengatakan, untuk mengetahui gejala TBC kerap dilakukan screening terhadap masyarakat. Untuk gejalanya yakni batuk berdahak lebih dari dua Minggu, apalagi sudah ada percikan darah kemerahan biasanya sudah mengarah TBC.

Kemudian penurunan berat badan secara drastis, disertai sesak nafas. Selanjut berkeringat saat makan hari walau tanpa aktivitas fisik.

"Jadi dia tidur tapi keringat ngucur terus. Kemudian turun nafsu makan dan lainnya. Yang signifikan batuk lebih dua Minggu tambah sesak nafas, ada penurunan berat badan dan malam hari ada keringat dingin," katanya.

Dalam upaya menekan kasus TBC, pihak nya juga berbagi peran dengan NGO. Dimana peran NGO adalah untuk investigasi kontak dari kasus TBC.

Sehingga NGO mengembangkan dan mencari 20 kasus kontak di sekitar orang terpapar TBC.

"Kalau kita bisa temukan semua kasus kontak berarti ditemukan kasus TBC baru, kalau semua sesuai dengan target itulah yang bisa diharapkan memutus mata rantai penularan. Selama kasus kontak tidak ditemukan tidak dilakukan pemeriksaan maka selama itu penularan akan terus terjadi," ucapnya.

Baca Juga: Pendataan Keluarga 2022, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo: Jumlah Keluarga Indonesia Bertambah

Implementing Unit Konsorsium Penabulu -STPI Kabupaten Serang, TB Deni Faisal Hasyim mengatakan pihaknya sudah konsen menangani TBC sejak 2021. Pihaknya akan konsen hingga 2027 atau sampai insiden rate bisa turun.

"Sekareng yang sudah terinvestigasi dari kita sendiri masih kecil, dari data yang terinvestigasi ada 3.000 cuma hanya mampu 1.500 atau 50 persen nya kedepan kita ingin 90 persen," ujarnya.

Deni mengatakan, pena bulu sudah tersebar di 160 kabupaten kota dan 30 provinsi se Indonesia dalam penanganan TBC.

Sedangkan di Kabupaten Serang sendiri ada 17 orang yang menangani TB dengan divisi berbeda beda.

"Karena di TBC sendiri ada SO yang pengobatannya enam bulan ada juga yang enam tahun RO. Jadi di pena bulu ada divisi penangan RO, SO, ada juga memang privat sektor kaya sekarang khusus di klinik dan rumah sakit," ucapnya.

Dalam penanganan TBC, karena pihaknya bukan tenaga medis atau nakes maka lebih pada penjangkauan kearah preventif dan promotif serta edukatif.

"Hanya tiga sektor dilakukan di pena bulu, untuk penanganan pasien di tenaga medis," katanya. ***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x