Tangani Inflasi di Banten, Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar: Dana BTT Rp79 Miliar Siap Dipakai

- 13 Februari 2023, 21:48 WIB
Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengikuti rapat virtual dengan Mendagri Tito Karnavian terkait penanganan inflasi, Senin 13 Februari 2023.
Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengikuti rapat virtual dengan Mendagri Tito Karnavian terkait penanganan inflasi, Senin 13 Februari 2023. /Dokumen Biro Adpim Pemprov Banten

 

KABAR BANTEN – Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar menyampaikan bahwa Pemprov Banten memiliki ketersediaan dana Belanja Tak Terduga (BTT) sebesar Rp79 Miliar di APBD 2023 dan dapat digunakan untuk keperluan penanganan inflasi di Banten.

 

“Tadi juga diberi ruang ada hal-hal yang secara teknis diperlukan untuk kita bisa mengajukan ke Badan Pangan Nasional,” kata Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia M Tito Karnavian secara virtual dari Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Senin, 13 Februari 2023.

Dalam berbagai kesempatan, dia juga kerap menyampaikan bahwa Pemprov Banten telah mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) tahun ini sebesar Rp79 miliar di mana dana tersebut diperbolehkan untuk penanganan inflasi.

“Mudah-mudahan agenda-agenda itu tentu untuk menjawab berbagai hal yang bisa kita beri solusi bersama,” katanya.

Baca Juga: Video Call dengan Penjabat Gubernur Banten, Mahasiswa Banten Korban Gempa Turki Ungkap Kondisi dan Kebutuhan

Lebih jauh Al Muktabar menargetkan harga dan pasokan komoditas pokok di Provinsi Banten kondusif termasuk saat memasuki Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri di tahun 2023.

Pemerintah Provinsi Banten, kata dia, terus menjalin koordinasi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam mengendalikan harga dan pasokan komoditas pokok masyarakat.

“Tadi di rapat Pak Mendagri mengecek, agenda mingguan kita terkait pengecekan harga, kemudian supply (pasokan) dan demand (permintaan),” katanya.

Selain itu, kata dia, juga disampaikan berbagai informasi oleh Badan Pusat Statistik, Badan Pangan Nasional, TNI dan Polri, serta Kementerian Perdagangan kaitan mendapat informasi secara menyeluruh atas keadaan terkait penanganan inflasi.

“Ada di antara item-item itu, memperlihatkan perkembangan di Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia,” tambah Al Muktabar.

Baca Juga: Serupa Tapi tak Sama, Berikut Perbedaan dan Fasilitas SPBU Pertamina Warna Merah, Biru serta Hijau

Dikatakan, dari data yang disampaikan dalam Rapat Koordinasi Inflasi itu, ada sedikit pergerakan dari permintaan dan pasokan pada beberapa bahan pokok.

“Tetapi kalau tadi saya kutip dari Bapak Menteri bahwa secara umum situasinya masih baik. Termasuk berarti dalam rangka kita mendekati hari besar. Mudah-mudahan ini terus kita jaga untuk kita bisa kondusif dari kebutuhan bahan pokok khususnya,” jelas Al Muktabar.

Dalam arahannya, Mendagri M Tito Karnavian berharap kepada semua pihak dibantu TNI untuk bisa membantu gerakan menanam. TNI memiliki kemampuan yang luar biasa baik dari operasi sektornya.

“Gerakan tanam ini problem holtikultura, tanaman yang cepat dipanen tapi itu penyebab inflasi seperti cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah. Itu jadi penyebab inflasi di mana-mana,” ungkapnya.

“Kalau TNI bergerak dengan gerakan tanam cabai dan bisa bekerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk pengendalian inflasi,” tambah Mendagri M Tito Karnavian.

Terkendali

 

Dikatakan, TNI juga memiliki akses ke daerah-daerah sulit karena memiliki pesawat dan kapal. Sehingga dapat memfasilitasi warga-warga di pulau-pulau seperti saat membantu menyalurkan kebutuhan pokok ke Pulau Karimun Jawa. Termasuk daerah-daerah lain di Papua. Operasi teritorial diharapkan bisa membantu Pemerintah Daerah dalam menyalurkan bantuan sosial dan lain-lainnya.

“Melihat hasil diskusi kita, inflasi relatif terkendali di angka 5,28%. Tapi ada beberapa komoditas yang perlu kita waspadai,” ungkap Mendagri Tito.

“Yaitu beras terutama beras medium, minyak goreng. Itu kebutuhan kita. Kemudian juga cabai rawit, dan cabai merah. Ada beberapa daerah seperti gula pasir, emas perhiasan, dan tembakau/ rokok, itu yang menjadi penyumbang,” tambahnya.

Dijelaskan, melalui langkah-langkah yang telah dirumuskan seperti operasi pasar, monitor, Tim Satgas Pangan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), subsidi menggunakan, serta di dukung oleh TNI dan penegak hukum, daerah bisa mengendalikan inflasi.

Mendagri Tito Karnavian juga ingatkan daerah untuk harga yang diatur oleh Pemerintah Daerah untuk mengaturnya secara bertahap. Serta mewaspadai harga yang berubah karena mekanisme pasar ini untuk monitor terus menerus. Melakukan intervensi apabila diperlukan demi mengendalikan harga.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah