Masyarakat Suku Baduy Lebak Mulai Panen Raya, Produksi Padi Huma Melimpah

- 7 Maret 2023, 06:15 WIB
Masyarakat suku Baduy saat memanen padi Huma.
Masyarakat suku Baduy saat memanen padi Huma. /Kabar Banten/Nana Djumhana/

KABAR BANTEN - Masyarakat adat Suku Baduy yang bermukim di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, memasuki musim panen raya Padi Huma.

Diketahui, masyarakat adat Suku Baduy mengembangkan Padi Huma di lahan darat sehingga mampu menyumbangkan ketersediaan pangan masyarakat suku Baduy itu sendiri.

"Kami merasa lega panen Padi Huma seluas satu hektare itu dengan kondisi baik dan tidak terserang hama penyakit," kata Santa (55), seorang petani warga Baduy, Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Senin 6 Maret 2023.

Baca Juga: Cantik Bagaikan Artis! Ternyata Ini Rahasia Kecantikan Gadis Suku Baduy Banten

Dia mengatakan, saat ini warga Suku Baduy yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak tengah  sibuk karena tengah memasuki musim panen Padi Huma dan berlangsung sampai dua pekan ke depan.

Mereka memanen Padi Huma di kawasan tanah hak ulayat adat juga kawasan luar adat, seperti di Leuwidamar, Sobang, Cirinten, Cileles, Muncang, Gunungkencana dan Bojongmanik.

Masyarakat Suku Baduy  untuk panen padi huma di luar tanah hak ulayat adat dengan sistem menyewa lahan milik Perum Perhutani maupun lahan orang lain.

Baca Juga: 10 Desa Terindah di Indonesia, Memesona Sejuk dan Bikin Rileks, Ada Baduy Juga Lho

"Kami panen raya Padi Huma tahun 2023 dari tanam Oktober 2022, karena menggunakan benih lokal dengan masa panen selama enam bulan," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, panen raya Padi Huma di wilayahnya di Kecamatan Gunungkencana hingga puluhan hektare di lahan milik Perum Perhutani dengan petani Baduy mencapai ratusan orang.

Masyarakat Suku Baduy  menempati lahan milik negara itu untuk dijadikan areal pertanian tanaman padi huma dengan sistem tumpang sari  bersama tanaman sayuran, palawija dan tanaman keras.

Baca Juga: Viral! Foto Anies Baswedan Bersama Warga Baduy Luar 2013 & 2023, Netizen: Bapak Awet Muda, Ditunggu Foto 2033

"Kami merasa bersyukur hasil panen padi huma tidak terserang hama, karena curah hujan sejak Desember 2022 lalu cukup tinggi hingga menyuburkan lahan pertanian," kata Santa.

Begitu juga Kubil (50) seorang petani suku Baduy  asal kampung  Kadu Ketug , dia mengaku panen padi huma tahun ini cukup bagus karena didukung curah hujan tinggi.

Kemungkinan panen padi huma bisa menghasilkan sebanyak 30 karung dari lahan 5.000 meter dan bisa memenuhi kebutuhan pangan selama setahun.

Baca Juga: Tiba di Kawasan Baduy, Anies Baswedan Dipasangkan Ikat Kepala, Ini Teriakan yang Berkumandang

"Kami selain menanam padi huma juga menanam budi daya umbi-umbian, pisang dan jagung," katanya.

Kepala adat yang juga Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija mengatakan,  selama ini, masyarakat Baduy belum pernah mengalami kelaparan maupun kerawanan pangan.

Sebab, hasil produksi beras dari bercocok tanam di ladang melimpah dan surplus juga hasil panen padi huma tidak dijual, namun disimpan di lumbung pangan atau rumah leuit.

"Kami berharap panen padi huma bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga," katanya.

Ia menjelaskan, masyarakat Suku Baduy  bercocok tanam Padi Huma hingga kini masih mempertahankan adat dengan mengembangkan di lahan darat dan tidak di areal persawahan

Oleh karena itu, masyarakat Suku Baduy yang berpenduduk 11.620 jiwa dan terdiri dari laki-laki 5.870 jiwa dan perempuan 5.570 jiwa menempati di tanah hak ulayat adat seluas 5.100 hektare dan di antaranya 3.000 hektare hutan lindung yang tidak bisa dilakukan pertanian.

Baca Juga: Kawasan Baduy Dalam Kabupaten Lebak Banten Ditutup Selama 3 Bulan, Wisatawan Dilarang Berkunjung, Ada Apa?

Masyarakat Suku Baduy hanya bisa menggarap pertanian seluas 2.100 hektare dan mereka terpaksa ke luar kawasan hak tanah ulayat adat untuk mengembangkan usaha pertanian.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat mengatakan, selama ini prinsip masyarakat Baduy menata produksi pangan cukup bagus sejak nenek moyang sehingga belum mengalami krisis pangan.

Mereka mempertahankan pangan dengan bercocok tanam padi gogo di lahan darat cukup melimpah hingga mencapai  surplus karena mereka sebagian gabah disimpan di lumbung pangan atau rumah leuit.

"Hasil panen Padi Huma itu untuk mempertahankan ketahanan pangan mereka ," ujarnya.***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x