Serasa Tinggal di Pedalaman, Kota Serang Dinilai Tertinggal karena Banyak Sekolah Rusak

- 17 Mei 2023, 12:30 WIB
Salah satu ruang kelas yang kondisinya rusak parah di Kecamatan Walantaka Kota Serang Banten.
Salah satu ruang kelas yang kondisinya rusak parah di Kecamatan Walantaka Kota Serang Banten. /Kabar Banten /Rizki Putri

KABAR BANTEN - Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Provinsi Banten menilai Ibu Kota Provinsi Banten sebagai kota yang tertinggal.

 

Hal itu dibuktikan dengan sarana dan prasarana (Sarpras) sekolah yang tidak memadai, bahkan hampir 95 persen ruang kelas dalam kondisi rusak, mulai dari kategori ringan, sedang hingga rusak berat.

Sekretaris Wilayah Sapma PP Provinsi Banten Rizky Arifianto mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkannya, hampir 95 persen gedung sekolah di Kota Serang dalam kondisi rusak dengan fasilitas yang terbatas.

Baca Juga: Pemkot Serang Diminta Susun Strategi Turunkan Angka Putus Sekolah Tinggi

Padahal, pendidikan merupakan pelayanan dasar dan menjadi pondasi suatu daerah serta tolok ukur kesejahteraan masyarakat.

"Jadi, kita ini seperti tinggal di pedalaman, padahal ini ibu kota provinsi, Kota Serang," katanya, Selasa 16 Mei 2023.

Mirisnya, kondisi sekolah rusak terbanyak berada di pusat kota dan merupakan etalase Ibu Kota Provinsi Banten.

Seperti di Kecamatan Serang, kemudian Kasemen, dan Kecamatan Cipocok Jaya yang jumlah kerusakan ruang kelasnya cukup banyak dibandingkan kecamatan lainnya.

"Sekolah-sekolah rusak tersebut tersebar di enam kecamatan. Tapi yang terbanyak berada di Kecamatan Kasemen, Walantaka, Curug, dan Serang," ujarnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga menilai jika para guru dan Kepala Sekolah minim pengetahuan tentang Undang-undang (UU) nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Sehingga ketidaktahuan tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk kepentingan pribadinya.

"Contoh, para oknum mencoba meminta keterbukaan terkait dana BOS ke pihak sekolah. Bamun karena kurangnya edukasi mengakibatkan mereka khawatir dan diduga malah memberikan sejumlah uang kepada kelompok atau individu itu," tuturnya.

Sebelumnya, dia mengaku, pihaknya telah melakukan audiensi dengan Wali Kota Serang pada Kamis 11 Mei 2023 lalu mengenai hal tersebut dan meminta agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang serius dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

"Permasalahan pendidikan ini harus secepatnya diselesaikan, terutama dua persolaan itu. Sebab, pendidikan adalah ujung tombak kemajuan bangsa dan negara, khususnya di Kota Serang sebagai ibu kota provinsi," ucapnya.

Kepala Dindikbud Kota Serang Tb Suherman mengaku, terdapat sekitar 583 unit ruang kelas di sejumlah sekolah di enam kecamatan di wilayah Kota Serang mengalami kerusakan dan membutuhkan rehabilitasi.

Maka, pihaknya tahun ini mengusulkan perbaikan ruang kelas sebanyak 300, khususnya dengan kategori rusak berat dan akan direalisasikan pada 2024.

"Kondisi rehab berat secara keseluruhan ada 269 se Kota Serang. Untuk rehab ada 583 ruang kelas, rehab ringan sekitar 25 ruang kelas. Tahun ini sekitar 300 usulan rehab, tapi nanti realisasinya disesuaikan dengan anggaran. Ada rehab ringan, sedang dan berat. Pembangunannya dilakukan tahun 2024," ujarnya.

Baca Juga: Hampir 90 Persen Sekolah Dasar di Kota Serang Rusak

Dari total tersebut, rata-rata didominasi dengan kategori rusak berat di tingkat sekolah dasar.

Sedangkan, tingkat PAUD dan sekolah menengah pertama (SMP) tidak sebanyak SD yang tersebar di enam kecamatan di Kota Serang, terbanyak di Kecamatan Cipocok Jaya yang mencapai sekitar 77 unit ruang kelas.

"Sedang kami usulkan, diantaranya unit sekolah baru di cipocok jaya. Kemudian rehabilitasi ruang kelas, berdasarkan data, untuk ruang guru di kecamatan cipocok jaya sebanyak 25 ruangan, untuk ruang kelas 77. Kecamatan Serang sebanyak 63, taktakan 40, curug 39, kasemen 42, walantaka 39," katanya.***

 

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah