Proyek awal menara suar berawal dari Pulau Beras, Sabang, Aceh. Kemudian menjalar hingga ke seluruh wilayah Indonesia.
Salah satunya adalah Menara Suar Cikoneng di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Menara Suar Cikoneng yang memiliki tinggi 60 meter dibangun pada tahun 1885 Masehi.
Atau hanya berselang dua tahun sejak terjadinya ledakan dahsyat Gunung Krakatau yang menimbulkan tsunami.
Menara Suar lama yang dibangun 1806 terbuat dari batu hancur karena bencana letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
Pada pondasi menara lama itulah kemudian Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memulai proyek pembangunan jalan raya Anyer - Panarukan sejauh lebih dari 1.000 kilometer di sepanjang Pantai Utara Jawa.
Anyer Panarukan mulai dibangun tahun 1825 oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.
Rute Anyer Panarukan melewati daerah Anyer, Tangerang, Jakarta, Sumedang, Cianjur, Bandung, Cirebon, Tegak, Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Caruban, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo dan berakhir di Panarukan.
Menara Suar Cikoneng dibangun oleh L.J Enthoven & co, sebuah perusahaan konstruksi Menara Suar yang bermarkas di Gravenhage Belanda.