Kurang dari 50 Kasus, Dinkes Kota Serang Klaim Penyebaran Demam Berdarah di Kota Serang Banten Turun

- 5 Juni 2023, 11:54 WIB
Nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah.
Nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah. /Pixabay/41330

KABAR BANTEN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang mengklaim tren kasus demam berdarah dangue (DBD) di wilayah Kota Serang mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2023 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai hingga 100 kasus lebih.

 

Sedangkan tahun ini, kasus penyebaran demam berdarah menurun, per bulan Mei 2023 baru tercatat sekitar 40 kasus atau di bawah 50 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinkes Kota Serang Tata mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Serang mencatat kasus demam berdarah di wilayah Kota Serang tahun ini di bawah dari 50 kasus atau sekitar 40.

Baca Juga: Puluhan ODGJ di Kota Serang Dirujuk ke RSJ Marzoeki Mahdi Bogor

Angka tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai di atas 100 kasus.

"Di atas 100 lebih tahun lalu, tahun ini data terakhir hanya ditemukan sekitar 40 di bawah 50 kasus," katanya, Ahad 4 Juni 2023.

Biasanya, dia menjelaskan, tren kasus demam berdarah meningkat ketika musim penghujan sekitar bulan November hingga Desember.

Sebab, faktor cuaca atau iklim cukup berpengaruh dalam kasus penyebaran demam berdarah di lingkungan masyarakat.

"Kalau curah hujan tinggi, memang tren kasusnya juga ikut meningkat. Seperti bulan november dan desember," ujarnya.

Namun, apabila melihat catatan pada Dinkes Kota Serang, biasanya tren kasus atau puncak penyebaran demam berdarah muncul di awal triwulan pertama, mulai Januari hingga Maret.

Namun, tahun ini yang tercatat hanya sekitar 40 kasus dan melandai dibandingkan tiga tahun ke belakang, termasuk dengan kabupaten dan kota lainnya.

 

"Kalau melihat dua hingga tiga tahun ke belakang trennya itu di triwulan satu. Memang triwulan satu tahun lalu juga menjadi evaluasi kami untuk kasus DBD. Tapi memang untuk tahun ini melandai, dan bukan hanya di di Kota Serang saja, kabupaten/kota lain pun melandai di tahun ini," tuturnya.

Menurut dia, selain faktor cuaca, peningkatan kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga menjadi alasan utama turunnya angka penyebaran demam berdarah.

Pemberdayaan di masyarakat saat ini sudah cukup baik, sehingga penyebaran kasus demam berdarah di Kota Serang mengalami penurunan yang terbilang cukup drastis.

"Mungkin karena saat ini masyarakat sudah mulai sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk kesehatan. Alhamdulillah tren kasusnya menurun dan jangan sampai ada peningkatan, mudah-mudahan semakin menurun," ucapnya.

Dikatakan Tata, selama ini masyarakat masih mengandalkan pengasapan lingkungan atau fogging untuk memberantas nyamuk aedes aegypti.

Padahal, cara tersebut kurang efektif karena hanya dapat membunuh nyamuk dewasa.

Baca Juga: Datang ke Baduy, Puluhan Dokter Berbagai Organisasi Beramai-ramai Tuntaskan Stunting dan Angka Kematian Ibu

"Kalau fogging itu kan tidak bisa membunuh jentik nyamuk. Yang sering luput itu genangan air di belakang kulkas," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanudin mengatakan, nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah biasanya beraktivitas pada pagi hari dan fogging dinilai kurang efektif untuk memberantas nyamuk tersebut.

"Jadi jangan salah tafsir, itu tidak bisa dihentikan hanya dengan pengasapan saja. Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak dengan jentik nyamuknya. Saluran air juga harus menjadi perhatian," tuturnya.***

 

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x