Ia mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan penelusuran terhadap asal muasal terjangkitnya LSD di Kabupaten Serang.
Penyakit LSD bisa terjadi melalui kontak langsung, atau melalui media lalat, nyamuk dan lainnya.
"Sedang kan lalat nyamuk radius bisa berapa kilometer jauh. Jadi belum tahu kena dari mana. Penelusuran agak sulit," katanya.
Sementara untuk ternak baru datang belum ada yang terpapar LSD. Sesuatu yang mengherankan justru ternak yang terpapar adalah yang sudah dipelihara sejak lama di Kabupaten Serang.
"Makanya kita bingung kenanya darimana masih diselidiki. Karena bisa dari lalu lintas kemungkinan," ucapnya.
Penyelidikan yang dilakukan yakni dengan mencari informasi di sekitar apakah sudah ada yang terjangkit kembali atau tidak.
Namun pihaknya belum menemukan kasus serupa ditempat lain.
Mengingat saat ini sudah ada sapi terjangkit LSD, kemudian waktu Iduladha sudah dekat dan lalulintas ternak semakin tinggi, masyarakat diharapkan menjaga kebersihan.
"Mengingat penularan melalui media bisa lewat lalat, nyamuk atau kontak langsung. Sehingga kebersihan jadi hal utama jangan sampai penularan lewat vektor tadi," katanya.