"Itu keterampilan untuk mereka. Sepanjang alat itu ada, bisa dilakukan. Mengukur tinggi, mengukur kedalaman lebar, morse, sengapur itu dibutuhkan oleh mereka. Melatih IQ mereka, seperti morse kalau bukan orang-orang yang tekun untuk menghafal, mereka tidak akan bisa. Jangan melihat itu jadul, justru itu dapat melatih kecerdasan," ujarnya.
Baca Juga : Pramuka Banten Pimpin Upacara HUT ke-59 Pramuka
Tidak boleh ketinggalan
Dengan kondisi sekarang ini, Pramuka tidak boleh ketinggalan. Jangan sampai tidak bisa menggunakan laptop, atau jaringan-jaringan tertentu untuk komunikasi. Pramuka, kata Masduki, tetap mengikuti perkembangan teknologi.
"Orang melihat pramuka hanya melihat dari sisi lain. Morse bisa digunakan melatih IQ, dan tali menali untuk membuat jembatan dari tiang sederhana itu, merupakan keterampilan," ucapnya.
Sebelum melaksanakan kegiatan, kata dia, manajemen risiko harus benar-benar dicermati, tidak bisa pergi camping tanpa didahului oleh seorang pembina. Sepanjang pembina itu memiliki kemampuan, menurut dia, terampil manajemen risiko sudah diatur dan sudah dipersiapkan.
Baca Juga : Pramuka Banten Kembali Distribusikan Bantuan untuk Korban Banjir di Lebak
Kalau untuk penggalang, kata dia, dibimbing oleh pembinanya. Namun untuk siaga, belum dibolehkan untuk melakukan kegiatan dan hanya diperkenalkan dan didampingi pembina.
"Gerakan Pramuka itu sendiri untuk membentuk insan-insan yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, dan disiplin. Pertama keimanan pada saat berkegiatan jangan lupa masalah iman dan ketakwaan itu harus diterapkan, yang lain akan mengikuti. Sangat besar sekali manfaatnya untuk mengikuti Pramuka kembali lagi pembina memberikan contoh yang baik pasti akan seperti yang kami inginkan," tuturnya.
Ia mengatakan, peran Pramuka di masa Covid-19 yakni anggota Pramuka pandai menjaga diri. Kemudian membantu pemerintah untuk menyosialisasikan kepada masyarakat bahayanya Covid-19, dengan membagikan masker, hand sanitizer serta bantuan-bantuan sosial yang terdampak di kabupaten/kota.