Sebagai perwakilan masyarakat ia mencoba mengimbangi masyarakat agar tidak terjadi anarkis yakni dengan menempuh aturan.
"Kalau memang dia menyikapi kami, kalau tidak menyikapi kami, saya mewakili masyarakat berharap untuk menghindari hal tersebut (anarkis). Kalau tidak direspon perusahaan khawatir (anarkis)," katanya.
Ketika terjadi pengurugan di lokasi kandang, masyarakat sempat melakukan musyawarah dengan pihak kandang.
Hanya saja, kata dia, pihak kandang hanya mementingkan keinginan sendiri, sehingga masyarakat menutup dengan portal di depan kandang.
Kemudian juga memasang baligho bertuliskan penolakan. Akan tetapi baligho tersebut dibuang.
Pada intinya dia tidak ingin kandang diperbaiki melainkan menolak keberadaannya.
Dalam hal ini ia menegaskan bukan perkara kompensasi namun meminta agar kandang dipindahkan jangan ada di permukiman warga.
"Karena ini di permukiman bukan jauh dari permukiman. Itu ada tiga kandang satu kandang tiga susun," ucapnya.***