"Karena kita adalah supermarket bencana di mana kita ada 14 tipikal bencana di Kabupaten Serang. Diantaranya banjir, tsunami, gunung berapi, gagal teknologi, pandemi, banjir bandang, puting beliung dan lainnya," sambung Hotman.
Menanggapi enam desa yang ditunjuk BNPB sendiri sebagai lokasi KRB, menurut dia enam desa itu menjadi salah satu piloting projek. Sebab daerah tersebut dinilai rawan tsunami.
"Jadi nanti akan diperkuat dengan pembuatan penyusunan KRB, semoga tahun depan anggaran ada untuk penyusunan KRB. Jadi itu penguatan apa sih prioritas yang dilakukan di daerah rawan tsunami, penguatan masyarakat, sumber daya, sarpras, ketahanan bagaimana," ucapnya.
Ia mengatakan, enam desa tersebut selama ini sudah mendapat giliran pelatihan dari BPBD.
Hanya saja diakui dia masih belum maksimal, sebab apabila berbicara terkait kebencanaan harus dibarengi dengan kesiapsiagaan terlatih.
"Jadi masyarakat itu harus sampai paham benar bahwa mereka tinggal di daerah rawan bencana," katanya.
Menurut dia, secara persentase dan nilai akumulasi agregasi pemahaman masyarakat terkait bencana di enam desa tersebut masih kurang.
Ada beberapa kawasan hotel dan masyarakat disekitar hotel yang bisa mengikuti pemahaman bencana sebab pernah ikut pelatihan.
Sedangkan untuk masyarakat di dalam desa belum terjangkau.
Kegiatan dengan BNPB sendiri melibatkan lintas sektor OPD, organisasi vertikal seperti Polres, BMKG, Kodim dan Basarnas.