Bupati Serang Ungkap Percepatan Sertifikasi Lahan Perpustakaan Daerah di Sindangsari Pabuaran

- 25 September 2023, 12:22 WIB
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah saat menerima Kunjungan kerja Komisi X DPR RI di Pendopo Bupati Serang, Jumat 22 September 2023.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah saat menerima Kunjungan kerja Komisi X DPR RI di Pendopo Bupati Serang, Jumat 22 September 2023. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Pembangunan gedung perpustakaan daerah di Sindangsari Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang ditargetkan bisa dilakukan tahun2025.

Salah satu upaya percepatan pembangunan Perpustakaan daerah Sindangsari Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang tersebut dengan menyelesaikan proses sertifikasi lahan.

Hal tersebut dikarenakan sertifikat lahan seluas 2 hektare itu dibutuhkan untuk memenuhi persyarat mendapat bantuan pembangunan gedung perpustakaan dari pemerintah pusat.

Baca Juga: Kekeringan Dampak El Nino, Surplus Padi di Kabupaten Serang Berpotensi Berkurang

"Lahan perpustakaan sebenarnya sudah ditunggu kita mau dapat bantuan akhirnya terbentur sertifikat," ujar Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah kepada Kabar Banten usai menerima kunjungan kerja Komisi X di pendopo Bupati Serang, Jumat 22 September 2023.

Tatu mengatakan, pihaknya akan mendorong kepada BPN agar dilakukan percepatan.

Sebab dalam pengajuan bantuan pusat, sertifikat menjadi prasyarat.

"Bukan pusat saja, pemerintah provinsi, kabupaten pun kalau akan membangun harus clear lahannya. InsyaAllah kita kejar tahun ini selesai untuk bisa dapat bantuan di 2025," ucapnya.

Ia mengaku bersyukur pada Jumat 22 September menerima kunjungan kerja Komisi X DPR RI yang dipimpin ketua Panja Hetifah Sjaifudian.

Momen tersebut sangat penting bagi Pemkab Serang untuk menyampaikan saran masukan atau kondisi yang ada di Kabupaten Serang berkaitan dengan upaya meningkatkan literasi.

"Karena di panja sedang butuh saran masukan yang rill di masyarakat," katanya.

Tatu mengakui jika untuk Kabupaten Serang indeks pembangunan literasi masih rendah.

Dengan luasnya Kabupaten Serang yang punya 326 desa dan 29 kecamatan, kemudian angka rata rata lama sekolah penduduk Kabupaten Serang 25 tahun keatas sangat rendah tingkat pendidikannya.

Kondisi itu sangat mempengaruhi terbiasa membaca orang tua.

Apabila orang tua tidak terbiasa membaca pasti akan berpengaruh pada anaknya. Karena mereka tidak diajak ke toko buku dan beli buku.

"Untuk upaya terbiasa membaca ini pasti kita harus giring dari anak-anak PAUD, usia SD, SMP ini jadi fokus kita. Karena untuk mengubah kebiasaan membaca sudah dewasa agak sulit. Kebiasaan ini harus dimulai dari guru PAUD, yang sekarang sedang disekolah kan oleh Pemda ada muatan harus dibiasakan anak-anak usia dini. Terus di sekolah tadi difasilitasi lagi kelengkapan pojok membaca dan kades karena ada anggaran desa untuk pembinaan masyarakat disana juga kita bisa dorong untuk meningkatkan literasi di desa," tuturnya.

Pimpinan rombongan Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, dirinya mendapat banyak informasi dan pengayaan situasi di Kabupaten Serang yang merupakan penyangga Ibukota Jakarta.

"Banyak sekali yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Kemudian dengan pertemuan ini Insyallah makin semangat lagi, baik melibatkan pemdes, komunitas literasi, perguruan tinggi, sekolah sekolah, untuk menjadi kerangka," ujarnya.

Ia mengatakan sebagai anggota DPR RI akan menyuport setiap lini di Kabupaten Serang untuk bisa melengkapi apa saja yang masih dirasa sebagai satu kekurangan.

Baca Juga: Sebelum Pileg dan Pilpres 2024, Empat Kepala Daerah Diisi Pj

Termasuk SDM, karena butuh pelatihan, peningkatan kompetensi pustakawan, atau melalui pengangkatan, penambahan koleksi bacaan dan bantuan sarana prasarana tahun ini dipastikan ada untuk perpustakaan.

"Mudah-mudahan kalau persyaratan lengkap pembangunan gedung juga bisa kami dukung. Jadi kami optimis Serang bisa jadi contoh dari daerah lain untuk mengangkat indeks pembangunan literasi dengan gerakan sinergi antar berbagai pihak. Termasuk dunia usaha dsn industri yang banyak di Kabupaten Serang bisa berkontribusi pada peningkatan literasi," ucapnya.

Menurut dia minat baca bukan sepenuhnya menetap rendah, apabila ada akses kesempatan mendapatkan sumber bacaan yang menarik dan bermutu maka orang tersebut akan jadi tertarik membaca.

Oleh sebab itu yang harus dilakukan adalah memberi fasilitas untuk meningkatkan akses tersebut.

"Kalau perpustakaan bisa saja bagus tapi di satu tempat kota. Sementara ini ada 326 desa itu kan harus kita yang mendekatkan diri pada masyarakat. Maka itu perlu bentuknya mobil atau motor yang penting ada pendekatan dari kita untuk berikan akses. Jadi kami juga ada fasilitas seperti itu, tapi kalau dibantu mobil tetap nanti harus ada operasional nya bensin, sopir mah itu jadi kontribusi Pemda namanya sinergi," katanya.

Kemudian ia juga memuji desa desa di Kabupaten Serang yang sudah banyak berinisiatif membuat pojok baca.

Kemudian juga ada kerja sama dengan taman bacaan masyarakat atau TBM di kampung.

Menurut dia saat ini ada yang namanya Transformasi perpustakaan untuk memberikan pelayanan sebagai pusat meningkatkan inklusifitas sehingga dibuat berbasis inklusi.

"Transformasi yang berbasis inklusi sosial itu membuat tempat baca bukan sekedar untuk menaruh buku tapi tempat dimana masyarakat meningkatkan kesejahteraannya dia juga melalui pendampingan, pelatihan, advokasi dan kegiatan lain," ucapnya.***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah