PUB Inisiasi Perda Lembaga Adat Banten, Bantenologi Serukan Keterlibatan Seluruh Masyarakat Adat

- 29 September 2023, 06:05 WIB
Kunjungan PUB ke UIN SMH Banten yang mengkaji naskah akadaemik Perda Lembaga Adat Banten
Kunjungan PUB ke UIN SMH Banten yang mengkaji naskah akadaemik Perda Lembaga Adat Banten /Dok. Bantenologi

KABAR BANTEN - Laboratorium Bantenologi mendukung upaya Perkumpulan Urang Banten (PUB) dalam menginisiasi Perda Lembaga Adat Banten. Namun demikian, Bantenologi memberikan sejumlah catatan.

Sejumlah catatan tersebut disampaikan Direktur Bantenologi, Rohman, sebagai salah seorang narasumber dalam acara diskusi membedah Naskah Akademik Perda Lembaga Adat Banten yang diselenggarakan di aula rektorat UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Rabu 27 September 2023. Pembahasan Naskah Akademik Perda Lembaga Adat Banten ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN SMH Banten, Prof. Dr. Wawan Wahyudin, M.Pd.

Menurut Rohman, Banten merupakan wilayah yang terdiri dari beragam budaya dan tradisi yang disebabkan oleh posisinya sebagai pelabuhan besar bahkan sejak sebelum dinasti Islam dimulai pada tahun 1527 sebagaimana yang dicatat oleh Tomé Pires. Menurutnya, Banten telah menjadi pemain besar dalam dunia perdagangan internasional dimana syahbandar pelabuhan berasal dari Coromandel, salah seorang menterinya berasal dari Benggala, dan kapal-kapal yang mengirimkan lada untuk dikirim ke berbagai tempat seperti China dan Eropa.

Baca Juga: Bantenologi Gawangi Pameran Fotografi Snouck Hurgronje di Kampus 2 UIN SMH Banten

Pelabuhan internasional ini menyebabkan Banten menjadi kawasan yang kosmopolit dimana beragam etnis dan suku bangsa bahkan agama menjalin hubungan yang saling menghormati. Tidak mengherankan jika di Banten terdapat beragam suku bangsa dan masyarakat adat yang hidup berdampingan hingga saat ini.

Dalam pemaparannya, Rohman menjelaskan pasca Banten menjadi provinsi 23 tahun yang lalu, terdapat keinginan yang kuat untuk menggali identitas kebantenan yang diantaranya menegaskan bahwa Banten merupakan sebuah suku tersendiri yang memiliki kekhasan orisinal dan terbentuk melalui proses yang cukup panjang; dimulai sejak zaman pra sejarah hingga zaman Hindu-Budha dan zaman Islam.

Meskipun demikian dalam perkembangannya terdapat kelompok-kelompok masyarakat adat yang hingga kini masih eksis dan menjaga dengan ketat tradisi yang sudah diwariskan secara turun temurun, dari generasi ke generasi selanjutnya.

Di wilayah Banten selatan tepatnya di kabupaten Lebak misalnya terdapat ratusan kelompok masyarakat adat yang tinggal di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Mereka mempertahankan tradisi dan adat istiadat Sunda hingga saat ini. Kelompok masyarakat adat ini dikenal dengan sebutan kasepuhan Banten Kidul yang menetap di kecamatan Sobang dan Cibeber Kabupaten Lebak dan sebagian di wilayah Sukabumi dan Bogor.

Baca Juga: Tiga Sepeda Motor Dibakar, Pegiat Budaya Lebak: Lembaga Adat Suku Baduy Konsisten Tegakkan Hukum

Halaman:

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x