KABAR BANTEN - Bangunan tua peninggalan masa penjajah Belanda atau Jepang selalu meninggalkan cerita dan kisah sejarah tersendiri.
Di Kota Tangerang Banten terdapat sebuah bangunan tua eks peninggalan Kolonial Belanda.
Di tengah hiruk pikuk bangunan metropolitan, bangunan tua tersebut tetap berdiri kokoh meski dianggap jadul dan tidak modern.
Penasaran dengan sejarah dan kisah bangunan tua di Kota Tangerang Banten tersebut, simak artikel berikut sampai tuntas.
Dikutip Kabar Banten dari video YouTube channel Vian Den Bosch, berikut sejarah dan kisah bangunan tua eks Wartel Kolonial Belanda di kawasan Pasar Lama Kota Tangerang Banten:
Bangunan eks Wartel Kolonial Belanda
Di kawasan Pasar Lama Kota Tangerang Banten terdapat sebuah bangunan tua peninggalan Kolonial Belanda, atau tepatnya di sebrang Robinson Tangerang Square.
Bangunan tua eks peninggalan Kolonial Belanda tersebut konon dahulu digunakan sebagai Kantor Telepon atau Warung Telepon (Wartel).
Terletak persis di halaman Alfamart di Jalan Daan Mogot Kota Tangerang Banten.
Bangunan tua ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Tangerang.
Konon bangunan Wartel atau warung telepon peninggalan zaman Kolonial Belanda ini sudah ada sejak tahun 1900.
Wartel tersebut menampung beberapa unit telepon.
Pada tahun 1855 telekomunikasi dilakukan dengan telegraf, saluran telegraf ini pertama dibuka oleh Pemerintah Hindia Belanda..
Hadirnya telegraf elektromagnetik yang menghubungkan antara Jakarta (Batavia) dan Bogor (Buitenzorg), saat itu terdapat 28 Kantor Telegraf dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Selain itu, terpasang pula kabel laut antara Jakarta dan Singapura serta Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Darwin).
Setelah tahun 1882, jaringan telepon lokal pertama kali digunakan di Indonesia.
Jaringan telepon saat itu menghubungkan Gambir dan Tanjung Priok.
Pada tahun 1884, jaringan telepon dibangun di Surabaya dan Semarang.
Sedangkan untuk jaringan telepon interlokal dikelola oleh perusahaan asing Intercommunaal Telefon Maatschappij yang pertama kali menghubungkan antara Batavia dan Semarang.
Selanjutnya disusul Batavia - Surabaya, disusul Batavia - Bogor kemudian Bandung - Sukabumi.
Jaringan telepon saat itu masih menggunakan telepon engkol dengan tuas diputer.
Fisik Bangunan Wartel Kolonial Belanda
Bangunan tua wartel ini sangat mungil, kecil dengan bentuk segi enam sama sisi.
Temboknya sangat kokoh, paku-paku biasa tidak bisa menembus tembok.
Tinggi bangunan tua ini sekitar 7 meter dengan 2 pintu utama, lebar area dalam diperkirakan sekitar 4 x 4 meter.
Jendela di bangunan eks Wartel Kolonial Belanda ini masih asli zaman dahulu dengan bentuk crup dan kayu penyangga bagian atas masih asli.
Demikian sejarah dan kisah bangunan eks Wartel Kolonial Belanda di kawasan Pasar Lama Kota Tangerang Banten, semoga bisa menjadi inspirasi yang bermanfaat.***