Menguak Douwes Dekker Sang Pembawa Api dalam Max Havelaar di Museum Multatuli, Jadi Ikon Sejarah Lebak

- 21 November 2023, 17:55 WIB
Menguak Karya Douwes Dekker Sang Pembawa Api dalam Max Havelaar di Museum Multatuli, Ikon Sejarah Lebak Untuk Indonesia Merdeka
Menguak Karya Douwes Dekker Sang Pembawa Api dalam Max Havelaar di Museum Multatuli, Ikon Sejarah Lebak Untuk Indonesia Merdeka /YouTube /Mang Dhepi

Bangunan ini kemudian dipugar pada tahun 2016, berlangsung pemugaran bangunan ini untuk menjadi Museum Multatuli hingga kini.


Museum Multatuli berada di bagian timur dan bertepatan dengan lokasi Kantor Bupati Rangkasbitung di sebelah kanan dan berdampingan dengan Perpustakaan Saidjah Adinda.


Pada 11 Februari 2018 Museum Multatuli secara resmi dibuka untuk umum. Peresmian museum dilakukan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hilmar Farid berserta Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya.


Museum Multatuli memiliki luas tanah sekitar kurang lebih 1934 meter dengan fasilitas di dalamnya meliputi pendopo, ruang pameran museum, kantor, toilet, taman dan tempat penyimpanan koleksi.


Menempati sebuah bangunan peninggalan Hindia Belanda yang saat ini berstatus sebagai cagar budaya yang sempat beberapa kali beralih fungsi bangunan Heritage ini selesai pembangunannya pada tahun 1930.


Gedung museum Multatuli terbuat dalam bentuk huruf T dan memiliki pendopo yang dipakai sebagai tempat perkumpulan desain dalam ruangan.


Gedung bergaya modern fraktal dan tidak simestris dengan bantuan pencahayaan ruangan, museum Multatuli terbagi menjadi tujuh ruangan dan empat tema tema.


Tema pertama khususnya mengisahkan sejarah awal penjajah di Nusantara sedangkan tema kedua membahas tentang pribadi tokoh Multatuli dan novelnya yang berjudul Max Havelaar.


Adapun tema ketiga mengisahkan tentang sejarah Banten dan Lebak sedangkan tema keempat mengisahkan sejarah Rangkas Bitung. Koleksi Museum Multatuli yang utama adalah novel berjudul Max Havelaar yang berbahasa Prancis yang dicetak dengan tahun cetakan 1868. Dan ubin bekas tempat tinggal Multatuli, litografi Multatuli, dan peta Rangkas Bitung pada abad ke-20.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah