Menguak Douwes Dekker Sang Pembawa Api dalam Max Havelaar di Museum Multatuli, Jadi Ikon Sejarah Lebak

- 21 November 2023, 17:55 WIB
Menguak Karya Douwes Dekker Sang Pembawa Api dalam Max Havelaar di Museum Multatuli, Ikon Sejarah Lebak Untuk Indonesia Merdeka
Menguak Karya Douwes Dekker Sang Pembawa Api dalam Max Havelaar di Museum Multatuli, Ikon Sejarah Lebak Untuk Indonesia Merdeka /YouTube /Mang Dhepi

Seorang petugas kebersihan tengah menyemprotkan disinfektan pada sebuah Patung replika Eduard Douwes Dekker, di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Seorang petugas kebersihan tengah menyemprotkan disinfektan pada sebuah Patung replika Eduard Douwes Dekker, di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Purnama Irawan


Museum Multatuli juga mengoleksi patung-patung hasil karya Doloro Sasinaga, kumpulan foto sejarah Kabupaten Lebak, surat Douwes Dekker untuk Raja William II dan surat Soekarno kepada Samuel Koperbatth.


Museum Multatuli memberikan koleksi informasi sejarah, dengan menggunakan multimedia berupa audio dan video yang ditampilkan melalui layar monitor. Dan di ruangan keempat terdapat video singkat mengenai Multatuli dari hasil wawancara dengan narasumber yaitu Pramudya Ananta Tur.


Ruangan keenam mengisahkan tentang sejarah Lebak, serta video singkat tentang tokoh-tokoh sejarah Rangkas Bitung.


Rekaman seorang penyair asal Indonesia yaitu WS Rendra yang membacakan sajak “Demi Orang-Orang Rangkas Bitung” dapat ditemukan di ruang ketujuh.


Muncul ide untuk mendirikan museum Multatuli sudah dimulai sejak 1990-an ide penciptaan itu terus berlanjut di tahun 2000-an tepatnya pada tahun 2009 sudah ada wacana kembali pendirian museum tapi baru terrealisasi pada 2015.


Proses pengisian koleksi dan pembuatan story line museum mulai berlangsung terdiri dari pengadaan interior museum, film dokumenter, dan pengadaan patung interaktif Multatuli Saijah dan Adinda.


Museum Multatuli sudah menjadi bagian dari sejarah Lebak, penghargaan atas namanya baik versi pemerintah maupun masyarakat Lebak ditasbihkan mulai dari nama jalan alun-alun, apotik hingga LSM, Monumen interaktif Multatuli Saija dan Adinda.


Sementara itu Saija Adinda sebagai drama epik dalam Max Havelaar diabadikan melalui nama perpustakaan taman baca masyarakat dan komunitas kesenian.


Selain itu pemikiran dan karya Multatuli menetes dan diadaptasi menjadi puisi, film, dan teater. Dan atas dasar itu Multatuli menjadi ikon dan bagian sejarah Lebak.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah