Kisah Pangeran Astapati, Sang Panglima Perang Kesultanan Banten dari Kanekes Baduy

- 11 Januari 2024, 16:03 WIB
Kisah Pangeran Astapati, Sang Panglima Perang Banten dari Baduy
Kisah Pangeran Astapati, Sang Panglima Perang Banten dari Baduy /Google /First Step

Sultan Haji adalah anak sulung Sultan Ageng Tirtayasa yang bernama 'Abul Fath 'Abdul Fattah yang memerintah dari tahun 1651 - 1672.

Dari keempat istrinya Sultan Ageng Tirtayasa mempunyai 27 anak (putera dan puteri), di mana sesuai dengan kebiasaan dalam tata pemerintahan, beliau mengangkat putra pertamanya menjadi Putra Mahkota.

Jabatan ini biasanya dikaitkan sebagai Mangkubumi Pembantu atau Mangkubumi Kedua dalam struktur pemerintahan.

Wewenang Putra Mahkota cukup besar, mengingat setiap keputusan kerajaan, merupakan hasil musyawarah antara Sultan, Mangkubumi dan Putra Mahkota.

Karena itu pula maka Putra Mahkota mempunyai pembantu-pembantu sendiri.

Pada masa itu Sultan Abdul Fattah atau Sultan Ageng Tirtayasa yang dikenal sebagai Sultan Banten yang anti terhadap Belanda, karena itu beliau membangun istana kedua di Desa Tirtayasa.

Desa Tirtayasa adalah daerah yang paling dekat untuk menyerang pertahanan Belanda di Tangerang dan Angke.

Karena itulah Sultan Ageng lebih dikenal dengan sebutan Sultan Ageng Tirtayasa.

Keberadaan Sultan di Tirtayasa meninggalkan Surosoan dimanfaatkan oleh Belanda untuk mengadu domba dan memecah belah Kesultanan Banten.

Belanda menghasut Sultan Haji, melalui persahabatan antara Sultan Haji dan Belanda menjadikan Belanda memberikan tentaranya sebagai pasukan tambahan di Keraton Surosoan.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah