Kisah Pangeran Astapati, Sang Panglima Perang Kesultanan Banten dari Kanekes Baduy

- 11 Januari 2024, 16:03 WIB
Kisah Pangeran Astapati, Sang Panglima Perang Banten dari Baduy
Kisah Pangeran Astapati, Sang Panglima Perang Banten dari Baduy /Google /First Step

Sultan Haji mengirimkan utusan ke Batavia untuk memberitahukan pada VOC bahwa yang berkuasa di Surosoan adalah Sultan Haji serta mengirimkan ucapan selamat kepada Cornelis Spelman atas diangkatnya sebagai Gubernur Jenderal VOC di Batavia.

Padahal Belanda baru saja menghancurkan pasukan gerilya Banten di Cirebon, sehingga Belanda dapat menguasai Cirebon hal tersebut semakin memperuncing keadaan dan terbelahnya kekuatan politik militer Kesultanan Banten dalam menghadapi Belanda.

Sikap politik Sultan Haji tersebut kemudian berbuntut terjadinya penyerbuan Sultan Ageng Tirtayasa ke Surosoan yang berakibat Surosoan dapat diduduki Belanda.

Nama Kanekes berasal dari nama Sungai Cikanekes yang mengalir di daerah itu.

Selain itu nama orang Kanekes biasa pula menamakan dirinya orang Rawayan.

Nama ini berasal dari nama sebuah Sungai Cirawayan, dekat kampung Cikeusik di daerah Baduy Dalam.

Mengenai hubungan Baduy dengan Banten, dapat ditelusuri dari berbagai sumber naskah kuno seperti: Cariosan Prabu Silihwangi, serta sejarah tuturpitutur (oral history) atau yang kemudian dikembangkan sebagai life histories approach (Yudistira Garna, 1991: 73-74).

Sultan Ageng Tirtayasa kerap kali berperang, di dalam peperangan itu Wirasuta menampakkan kecakapannya, dan untuk itu kemudian ia diangkat menjadi pangeran dan dinikahkan dengan salah seorang anak dari Sultan Ageng Tirtayasa.

Pangeran Wirasuta diangkat menjadi Patih atau setingkat dengan Perdana Menteri.

Kira-kira pada tahun 1663, ketika memadamkan pemberontakan di Lampung, ia terluka pada tangannya.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah