Menurut dia, persoalan anak tidak sekolah atau putus sekolah merupakan masalah krusial yang tidak hanya terjadi di Kota Serang. Melainkan di hampir seluruh daerah kabupaten dan kota lain di Indonesia.
"Setiap daerah pasti ada anak tidak sekolah. Makanya, kami berkomitmen dan memastikan untuk menuntaskan persoalan ini," tuturnya.
Maka dari itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang bekerja sama dengan USAID Erat untuk penanganan anak tidak sekolah di Kota Serang, karena dalam penyelesaian persoalan tersebut tidak dapat ditangani secara mandiri oleh pemerintah daerah.
Untuk teknis programnya, anak-anak yang putus sekolah tersebut akan mengikuti ujian paket A, B, dan C.
Baca Juga: Faktor Ekonomi Jadi Kendala, Ratusan Anak di Kota Serang Putus Sekolah
"Karena kami ingin betul-betul memastikan program pengembalian anak tidak sekolah ini bisa terencana dengan baik. Nanti kami petakan, dan mudahan-mudahan bisa tertuntaskan secara bertahap," ucapnya.
Kepala Bidang (Kabid) SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang Leni Puspasuri Sesunan mengatakan, anak putus sekolah atau tidak sekolah didominasi oleh tingkat SMP.
"Yang paling banyak itu di usia SMP. Kalau SMA itu kewenanganya ada di provinsi. Walaupun tetap kami akomodir," ujarnya.***