Inilah Tradisi Kupat Qunutan dan Lilikuran di Banten, sebagai Rasa Syukur Kepada Allah SWT

- 28 Maret 2024, 14:45 WIB
Tradisi Ngupat dan Lilikuran Masyarakat Banten
Tradisi Ngupat dan Lilikuran Masyarakat Banten /Resep Koki /

Biasanya masyarakat akan membuat ketupat, sayur opor dan makanan lainnya untuk dibawa ke masjid dan berdoa bersama atau sholat tarawih lalu dimakan bersama-sama.

Usai Qunutan masyarakat Banten biasanya melaksanakan lilikuran yang dilakukan setiap malam ganjil bulan Ramadan.

Lilikuran mirip dengan Qunutan namun tidak membuat ketupat hanya kue dan panganan ringan yang dibawa ke masjid.

Masyarakat berdoa bersama-sama dan akan semakin meriah di 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Karena pada malam Lailatul Qodar menjadi penantian bagi setiap muslim di seluruh dunia termasuk di Banten.

Usai berdoa bersama masyarakat yang memakmurkan masjid ataupun musala dengan mengaji dari setelah salat tarawih hingga tiba waktu sahur.

Selain itu, tradisi Qunutan disebut juga sebagai bentuk rasa syukur umat muslim karena berhasil menjalani puasa separuh bulan Ramadan, bahkan Qunutan masih berlangsung hampir di seluruh wilayah di Banten.

Di antara makanan yang disajikan di masjid selain kupat, ada juga opor ayam, sambal goreng kentang, sayur kulit tangkil, sayur oblok-oblok dan sebagainya.

Mengapa dipilih kupat? Karena lebih praktis, rapi dan tidak acak-acakan ketika dibagikan kepada masyarakat yang ada di masjid.

Pada lilikuran tanggal 21 Ramadan akan diadakan pengajian dan berdoa bersama, biasanya ada tumpeng yang dibawa oleh masing-masing warga.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x