Gelombang Kedua Covid-19 Mengancam Eropa, Dua Negara Ini Lockdown

- 29 Oktober 2020, 09:47 WIB
Ilustrasi lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Ilustrasi lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19. /Pixabay/Queven/

KABAR BANTEN – Eropa teranam diterpa gelombang besar kedua penularan virus corona sebelum musim dingin. Dua negara yakni Perancis dan Jerman memutuskan untuk kembali memberlakukan karantina wilayah atau lockdown.

"Saya telah memutuskan bahwa kita perlu kembali ke penguncian untuk menghentikan virus. Virus itu beredar dengan kecepatan yang bahkan tidak diantisipasi oleh perkiraan yang paling pesimistis," kata Presiden Prancis Macron, seperti dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari RRI, Kamis 29 Oktober 2020.

Macron menyebut pada gelombang kedua virus corona lebih mematikan ketimbang gelombang pertama.

Baca Juga: Satu Pegawai Positif Covid-19, DP3AKB Cilegon Lockdown

"Seperti semua tetangga kita, kita tenggelam oleh percepatan virus yang tiba-tiba. Kita semua berada di posisi yang sama, dibanjiri gelombang kedua yang kita tahu akan lebih sulit, lebih mematikan daripada gelombang pertama," ujarnya.

Karantina wilayah mulai berlaku pada Jumat 30 Oktober 2020). Di masa lockdown, warga diwajibkan tinggal di rumah. Pengecualian akan diberikan bagi mereka yang perlu membeli barang-barang penting, mendapatkan layanan medis, atau berolah raga hingga satu jam sehari.

Warga juga akan diizinkan pergi bekerja jika dianggap pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan dari rumah. Selain itu, sekolah-sekolah di Prancis tetap buka. Setiap harinya, Prancis mencatat lonjakan sebanyak 36.000 kasus baru Covid-19.

Baca Juga: Banten Bebas Zona Merah, Satgas Covid-19 Ingatkan Jangan Terlena

Sementara, Jerman akan menutup semua bar, restoran, dan teater mulai 2 hingga 30 November 2020. Hal ini berdasarkan langkah-langkah yang disepakati antara Merkel dan para kepala pemerintah daerah.

Sekolah-sekolah akan tetap buka, dan toko-toko akan diizinkan beroperasi dengan batasan ketat pada jumlah orang yang berada di dalam toko.

"Kita perlu mengambil tindakan sekarang," kata Kanselir Jerman Angela Merkel.

"Sistem kesehatan kita masih dapat mengatasi tantangan itu hari ini, tetapi pada kecepatan infeksi ini sistem akan mencapai batas kemampuannya dalam beberapa minggu," ujar Merkel.

Baca Juga: Tidak Percaya Corona? Kadinkes Kota Serang Ajak Masyarakat Jenguk Pasien Positif

Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz menulis di Twitter. "November akan menjadi bukti. Peningkatan jumlah infeksi memaksa kita untuk mengambil tindakan pencegahan yang keras untuk mematahkan gelombang kedua," tuturnya.

Sebelumnya, Jerman tidak terlalu terpukul dibandingkan sejumlah negara tetangganya di Eropa awal tahun ini. Namun, kali ini terjadi peningkatan kasus secara berlipat.

"Kalau kita menunggu sampai unit perawatan intensif penuh, itu akan terlambat," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.

Jerman sudah mulai menerima pasien-pasien dari Belanda, negara tetangga yang kapasitas rumah sakitnya sudah mencapai batas.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x