Ia menyebutkan hadirnya BLK di tengah masyarakat, turut mendapat respon positif dari berbagai pihak. Selain menambah wawasan, pelatihan ini juga bermanfaat untuk mengurai sampah lingkungan.
“Wah, saya sangat antusias sekali mengikuti pelatihan ini, hitung-hitung mengisi waktu luang di masa pandemi. Materi yang disampaikan juga ringan ya, mudah diaplikasikan dan menguntungkan karena dapat menghasilkan pupuk,” ujar salah satu peserta, Amel.
Begitu halnya yang diungkapkan oleh salah satu anggota Komunitas Sadar Peduli Penghijauan dan Kebersihan (Sapu Pengki), Jaka Firmansyah, yang mengikuti pelatihan mulai dari pemaparan materi, pengenalan maggot hingga praktik mengurai sampah menjadi pupuk dengan maggot.
“Pelatihannya selama tiga jam materi dan dua jam praktik. Saya ikuti semuanya demi mendapatkan pengetahuan yang lebih mengenai teknik penguraian sampah melalui magoot dan perkembangbiakan maggot itu sendiri,” ujarnya.
Seperti diketahui, volume sampah di Kota Tangerang per harinya diestimasikan mencapai 1.300 ton dengan rincian 40 persen sampah jenis anorganik dan 60 persen sampah jenis organik.***