Ramaikan Pilkada Pandeglang dan Cilegon 2020, Langkah Terjal Calon Perseorangan

2 Maret 2020, 09:00 WIB

SERANG, (KB).- Pasangan calon kepala daerah dari jalur independen atau perseorangan, kembali ramaikan Pilkada Pandeglang dan Kota Cilegon 2020. Berbeda dengan calon dari jalur partai politik (parpol), mereka yang mendaftar dari jalur perseorangan harus melewati serangkaian tahapan yang bisa menjadi jalan sebelum bisa naik panggung dalam kontestasi kepala daerah 23 September mendatang.

Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat lima pasangan bakal pasangan calon kepala daerah dari jalur independen atau perseorangan. Dari lima bakal pasangan calon tersebut, dua di Kabupaten Pandeglang yakni yang tersebar di Pilkada Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon. Mereka Mulyadhi - A. Subhan dan Yanto Krisyanto - Hendra Pranova di Pilkada Pandeglang, dan tiga lainnya di Pilkada Cilegon yakni Lukman Harun-Nasir, Ali Mujahidin (Mumu) dan Firman Mutakin (Lian), serta Marlim Hander Joni dan Hawasi Syabrawi.

Setelah memenuhi syarat dukungan, mereka selanjutnya harus mengikuti tahapan berikutnya yakni penelitian administrasi (litmin). Tahapan ini dilaksanakan pada 27 Februari 2020 hingga 25 Maret 2020.

Ketua KPU Kota Cilegon Irfan Alfi mengatakan, tiga bakal pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon dari jalur perseorangan lolos ke tahapan selanjutnya. Ketiga bakal pasangan calon tersebut adalah Lukman Harun-Nasir, Ali Mujahidin-Lian Firman dan Malim Hander Joni-Hawasi Syabrawi.

Menurut Irfan, ketiganya diterima untuk melanjutkan tahapan selanjutnya yakni verifikasi administrasi yang mulai dilakukan pada 27 Februari sampai 25 Maret 2020. "Intinya, ketiga bakal pasangan bakal calon itu diterima untuk dilanjutkan ke proses verifikasi administrasi," kata Irfan saat dihubungi melalui telepon genggam, Ahad (1/3/2020).

Irfan mengatakan, tiga bakal pasangan calon tersebut sudah menyerahkan berkas syarat dukungan ke Kantor KPU Kota Cilegon. Pertama, Lukman Harun-Nasir dengan membawa 29.200 berkas dukungan. Dari jumlah itu, yang memenuhi syarat sebanyak 27.803, dan tidak memenuhi syarat 1.397 berkas.

Selanjutnya, Ali Mujahidin-Lian Firman dengan berkas sebanyak 58.398 lembar. Sebanyak 55.633 berkas dinyatakan memenuhi syarat, sedangkan 2.765 berkas tidak memenuhi syarat. Pendaftar terakhir, Malim Hander Joni-Hawasi Syabrawi dengan berkas dukungan sebanyak 25.001 dukungan. Sebanyak 24.974 berkas memenuhi syarat, sedangkan hanya ada 27 berkas yang tidak memenuhi syarat.

"Setelah berkas syarat dukungan diterima, selanjutnya verifikasi administrasi. Masih banyak tahapan lainnya untuk bisa benar-benar dinyatakan lolos sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Cilegon Siswandi mengatakan, terdapat sejumlah kerawanan yang menjadi fokus pihaknya. Seperti ganda dukungan secara internal dan data dukungan eksternal.

"Data dukungan internal itu misalnya si X tercatat sebagai pendukung, tapi X juga tercatat sebagai pendukung bakal calon Wakil Wali Kota Cilegon. Itu berarti ada data ganda," tuturnya.

Sementara itu, bakal calon wali kota dari jalur indpenden Lukman Harun mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan jauh-jauh hari untuk hal yang bersifat teknis. Pengasuh Ponpes Al Furqon tersebut sudah menyiapkan tim untuk mengawal verifikasi.

"Mudah-mudahan di dalam prosesnya bisa lancar. Untuk tim yang akan stand by sesuai yang sudah kami daftarkan, yakni 8 orang," katanya.

Hal hampir senada dikatakan pasangannya sebagai bakal calon wakil wali kota Nasir. Semuanya, kata dia, sudah dipersiapkan dengan matang dan tim sudah solid.

"Kami mempersiapkan segala sesuatunya dengan seksama, termasuk cadangan yang 5 ribu dukungan KTP. Begitu juga dengan SDM (ada cadangan). Apabila ada yang sakit, maka bisa diganti.Tim kami akan berada di KPU guna melakukan monitoring pengawasan verifikasi," ujarnya.

Secara terpisah, bakal calon wali kota dari jalur perseorangan lainnya, Ali Mujahidin mengatakan, semua dukungan terwujud dari hasil kerja keras para pendukung dan berbagai lapisan masyarakat. Dirinya tidak menyangka jika dukungan dan kepercayaan masyarakat kepada pihaknya begitu deras. Bahkan, dia optimistis bisa melewati verifikasi administrasi dan faktual.

"Ini menunjukkan kesungguhan untuk perubahan Kota Cilegon menjadi lebih baik. Terima kasih sobat dan masyarakat semua, amanah dukungan yang telah diberikan oleh masyarakat ini insya Allah akan kami sampaikan hari ini kepada KPU Kota Cilegon dengan sungguh-sungguh. Kami menyerahkan persyaratan dukungan sebanyak 58 ribu.Untuk cadangan kami juga sudah menyiapkan sekitar puluhan ribu," tuturnya.

Sementara itu, Marlim Hander Joni bakal calon Wali Kota Cilegon yang berpasangan dengan Hawasi Syabrawi menyerahkan berkas dukungan suara berisi 25.001 suara kepada KPU Cilegon. Meski membawa jumlah suara dukungan hanya sedikit melebihi ambang batas, ia mengklaim bahwa berkas dukungan suara yang dibawanya adalah yang paling rapi karena sudah melewati tiga kali proses pengecekan.

Joni mencari suara dukungan itu sulit, sehingga tidak ingin memaksakan diri. Ia juga mengklaim bahwa suara dukungan yang berhasil dikumpulkan timnya sejak akhir Oktober 2019 itu adalah dukungan murni.

"Usaha kami sudah maksimal di sistem sudah kita cek yang ganda-ganda sudah kita keluarkan.Kami optimistis melewati verifikasi administrasi dan faktual dan siap mengikuti konstelasi Pilkada pada September mendatang," ucapnya.

Dari Pilkada Pandeglang, KPU telah menyatakan bahwa kedua pasangan calon dari jalur perseorangan telah memenuhi ambang batas dukungan sebanyak 69.808 dukungan KTP, dengan sebaran minimal 18 kecamatan.

Untuk bakal pasangan calon Mulyadhi - A. Subhan, sebanyak 78.731 melebihi dari batas ambang minimal sebanyak 69.808, dengan sebaran di 34 kecamatan atau melebihi batas minimal sebanyak 18 kecamatan.

"Mereka sebenarnya di B-2.KWK (rekap dukungan dan sebaran) menyampaikan 35 kecamatan, namun untuk Kecamatan Sobang TMS, sehingga hanya berada di 34 kecamatan," kata Komisioner KPU Kabupaten Pandeglang Divisi Teknis Penyelenggaraan, Ahmadi.

Sedangkan untuk pasangan Yanto Krisyanto-Hendra Pranova, mereka menyerahkan dukungan sebanyak 73.961. Dari jumlah dukungan tersebut, sebanyak 72.912 dinyatakan memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 1.049 dengan sebaran, sebanyak 35 kecamatan.

"Jadi untuk berkas pasangan Mulyadhi - A. Subhan dan Yanto Krisyanto - Hendra Pranova akan dilakukan penelitian administrasi dan kegandaan pada 27 Februari hingga 25 Maret 2020," ujar Ahmadi.

Sementara itu, bakal pasangan calon dari jalur independen Mulyadi - A Subhana siap maju pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Pandeglang 2020. Kesiapan tersebut dilakukan dengan menyerahkan syarat dukungan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pandeglang, Ahad (23/2/2020) lalu.

Pasangan yang menamakan "MULUS" (Mulyadi - A. Subhan) ini, mengaku telah memiliki dukungan hingga 83.963 KTP-el yang tersebar di 35 kecamatan se-Kabupaten Pandeglang, melebihi syarat minimal dukungan 69.808 KTP-el.

Menurut bakal calon Bupati Pandeglang Mulyadi, pihaknya mendapatkan respons yang sangat bagus dari berbagai elemen masyarakat. Sehingga, kata dia, pihaknya mendapatkan dukungan yang dibuktikan dengan KTP yang tersebar di semua kecamatan di Kabupaten Pandeglang.

"Insya Allah, dengan dukungan dari masyarakat terkait Pilkada 2020 ini, semangat semua, semangat membangun semangat bekerja, semangat bertani," kata Mulyadi.

Dia mengatakan, pasangan MULUS memiliki visi dan misi yang akan konsen dalam memajukan pertanian di Kabupaten Pandeglang. Sebab, pertanian di Pandeglang memiliki potensi yang sangat besar, sehingga harus dikelola oleh yang benar-benar paham dalam bidang pertanian.

"Visi misi ke depan, bagaimana pertanian kita ini harus betul-betul memiliki petani milenial yang tangguh, serta memiliki penghasilan yang cukup. Sehingga, dari pertanian petani benar-benar bisa sejahtera," tuturnya.

Vokalis band Jamrud, Krisyanto bersama pasangannya Hendra Pranova ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pandeglang, mengklaim mendapatkan dukungan dari berbagai elemen seperti nelayan, petani, musisi, seniman hingga perguruan silat.

Krisyanto dan Hendra merupakan putra Pandeglang. Mereka mengungkapkan, maju pada Pilkada tahun ini, atas dasar kegelisahan karena tanah kelahirannya membutuhkan perubahan ke arah lebih baik lagi.

"Kita, memberanikan diri, karena kegelisahan yang harus benar-benar direformasi birokrasinya," kata Hendra Pranova.

Krisyanto merupakan pria kelahiran Carita, Kabupaten Pandeglang. Ibunya berasal dari Kecamatan Carita, bapaknya pensiunan Danramil Cibaliung. Orangtuanya kini masih tinggal di Carita. Sementara Hendra merupakan guru seni musik Ponpes Kaduronyok dan petani madu hutan. Ponpes tersebut berada di kaki Gunung Karang yang asri, di Kabupaten Pandeglang.

Serang dan Tangsel sepi peminat

Sementara itu, pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati dari jalur perseorangan di Kabupaten Serang dan Kota Tangsel sepi peminat. Hingga pendaftaran ditutup 19 Februari 2020, tidak ada satu pun pasangan calon yang menyerahkan dukungan ke kantor KPU.

Komisioner KPU Kabupaten Serang Idrus mengatakan, untuk Kabupaten Serang terkait perseorangan yang dibuka sejak tanggal 19 hingga 23 Februari pukul 00.00 WIB, dinyatakan tidak ada yang menyerahkan dukungan ke KPU. Walau sempat ada satu pasang bakal calon yang menyatakan hendak maju dan sempat berkonsultasi melalui LO, namun akhirnya pasangan tersebut mundur.

"Sukma (Sukma-Aris Munandar) menyatakan mundur dari pencalonan. Menurut informasi yang disampaikan ke kami, ada alasan yang tidak bisa disampaikan ke kami. Kesimpulan dari update silon hanya 713 dukungan yang di upload," ujarnya kepada Kabar Banten, Jumat (28/2/2020).

Sesuai ketentuan, kata dia, syarat dukungan calon independen adalah 6,5 persen dari DPT terakhir. "Jumlahnya 76.752 tersebar minimal di 15 kecamatan. Persoalan kendala apa bakal calon Sukma, walllahualam," ucapnya.

Ia mengatakan, selama ini sosialisasi sudah dilakukan secara optimal di 29 kecamatan terkait perseorangan tersebut. Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan bintek terhadap LO bakal pasangan calon.

"Sudah menyampaikan hal teknis terkait silon dan sebagainya. Kita intens komunikasi dengan LO bakal calon apakah ada kendala input silon itu kita koordinasikan dan mereka jawab clear. Secara umum tidak ada kendala dan teknis sudah dipahami," katanya.

Sementara bakal calon Bupati Serang jalur perseorangan Sukma mengatakan, untuk maju dari jalur perseorangan diakuinya terlalu berat. Ada dua faktor yang menjadi kendala pertama jumlah pernyataan dukungan, dan kedua input data yang tidak terkejar dengan waktu hanya 2 bulan. "Kita offline di 45 ribu dukungan," ucapnya singkat.

Dengan tidak adanya calon perseorangan, menurut Ketua Jaringan Demokrasi Indonesia (JADI) Banten Syaeful Bahri, seluruh partai politik (Parpol) pengusung di Kabupaten Serang harus melakukan konsolidasi untuk melawan incumbent dan petahana. Hal ini tidak ada calon independen dalam Pilkada ini.

"Di Kabupaten Serang tidak ada calon independen, jadi harus saling berkonsolidasi untuk melakukan perlawanan terhadap incumbent dan petahana. Dan itu tentunya komunikasi tingkat tingginya harus dimasifkan. Kemudian semakin cepat memutuskan, maka akan semakin bagus juga untuk konsolidasi ke bawah," kata Syaeful Bahri.

Ia mengatakan, sejumlah partai seperti PAN, Gerindra, Berkarya dan PKS harus berkoalisi dan segera mengerucutkan kepada siapa mereka akan memberi dukungan. Terkecuali Golkar dan PDIP, karena sudah pasti mendukung Ratu Tatu Chasanah. Itu pun jika paket antara Tatu-Pandji masih sama, atau tidak ada perubahan.

"Semuanya itu masih menjajaki segala kemungkinan. Kalau kandidat dari Kabupaten Serang itu kan sudah cukup banyak. Ada Masrori, kemudian Eki dari Demokrat, Najib Hamas dari PKS. Bahkan PKB pun walau kursinya hanya sedikit itu ada Papat. Kami harus lihat juga ke depan. Tetapi di Kabupaten Serang masih berpeluang untuk head to head. Artinya, petahana melawan kompetitor baru," ucapnya.

Kemudian, terkait pencalonan Eki Baihaqi, tutur dia, masih berpresentasi atas kepemimpinan ayahnya sewaktu menjabat menjadi Bupati Serang. "Walau bagaimana pun sosok Taufik Nuriman yang akan berperan penting. Sebab, dari sisi politik Taufik juga incumbent selama dua periode berturut-turut," katanya.

Kemudian, dalam dunia politik, peperangan antar bakal calon (Balon) kepala daerah pun merupakan hal yang wajar. Maka dari itu, seluruh masyarakat maupun tokoh masyarakat harus paham atas dinamika perpolitikan menjelang Pilkada tersebut. Jangan sampai tersulut emosi, dan memasukkannya ke dalam hati, karena ini adalah hal yang biasa.

"Dalam pertarungan politik itu biasa, dan dinamika politik itu harus dimaknai biasa saja oleh masyarakat. Saya pun memberikan catatan kepada masyarakat, jika perseteruan dan persaingan itu biasa saja. Urusan politik jangan seperti urusan cinta yang dimasukkan ke hati, nantinya sakit hati," tuturnya.

Begitu juga jalur perseorangan di Pilkada Kota Tangsel 2020, sepi peminat. Sama halnya dengan di Kabupaten Serang, tak ada satu pun bakal pasangan calon yang mendaftar hingga harus terakhir pendaftaran.

Komisioner KPU Tangsel Achmad Mudjahid Zein mengatakan, pihaknya telah menjemput bola ke para peserta. Menurut dia, pihaknya telah ditempuhnya agar para calon yang ingin mendaftar melalui jalur perseorangan dapat segera mendaftar. "Peserta sudah kami berikan sosialisasi di bulan Desember (2019)," katanya.

Belum Bisa Bersaing

Dalam Pilkada serentak 2020 di empat kabupaten/kota di Banten, calon perseorangan muncul di Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon. Sedangkan dua kabupaten/kota lainnya yakni Kabupaten Serang dan Kota Tangsel, tak ada satu pun calon perseorangan yang mendaftar atau nihil. Namun sejak Pilkada membuka jalur independen pada 2004, calon kepala daerah dari jalur independen di panggung pilkada di Banten belum bisa bersaing.

Sejarah mencatat, Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon merupakan daerah langganan calon perseorangan. Dalam kurun dua pilkada sebelumnya, calon perseorangan tak pernah absen di panggung Pilkada Kabupaten Pandeglang maupun Kota Cilegon.

Pada 2010, Pilkada Pandeglang bahkan diikuti tiga pasangan calon independen yakni Yoyon Sudjana-M.Oyim, Djadjat Mudjahidin-Endjat Sudirdjat, Sunarto-Agus Wahyu Wardhana. Mereka bersaing dengan tiga pasangan calon dari jalur partai yakni Erwan Kurtubi-Heryani memperoleh 265.263 suara atau 49,62 persen dari total suara sah 534.494.

Sedangkan posisi kedua ditempati pasangan Irna Narulita-Apud Mahpud dan Edi Suhaedi-Aprilia Hedysanty Puteri. Hasilnya, Erwan-Heryani memperoleh 265.263 suara atau 49,62 persen dari total suara sah 534.494. Posisi kedua ditempati pasangan Irna Narulita-Apud Mahpud yang meraih 220.624 suara atau 41,27 persen, diikuti Yoyon Sudjana-Muhamad Oyim 22.003 suara (4,12 persen).

Pada posisi empat ditempati pasangan Edi Suhaedi-Aprilia Hedysanty Puteri 13.707 suara (2,56 persen), kemudian Sunarto-Agus Wahyu Wardhana 6.471 suara (1,21 persen) dan Djadjat Mudjahidin-Endjat Sudirdjat 6.426 suara (1,20 persen).

Pada panggung berikutnya di tahun 2015, Pilkada Pandeglang juga diikuti pasangan calon independen yakni Aap Aptadi - Dodo Juanda. Hasilnya, Aap Aptadi-Dodo Juanda dari jalur independen berada di posisi kedua dengan memperoleh 103.296 suara. Sedangkan pemenangnya adalah paslon Irna Narulita-Tanto Warsono Arban dengan memperoleh 367.547 suara. Sedangkan posisi terakhir adalah Ratu Siti Romlah-Yan Riyadi dengan memperoleh 58.438 suara.

Begitu juga dengan Pilkada Cilegon, yang dua periode berturut-turut diikuti pasangan calon dari jalur independen atau perseorangan. Pada 2010, Pilkada Cilegon diikuti tiga pasangan calon dari jalur perseorangan yakni Helldy Agustian dan Djuher Arief yang memperoleh 14,501 suara 7.73 persen, Achyadi Yusuf dan Irvin Andalusianto memperoleh 11,408 suara atau 6.08 persen, pasangan Humaidi Husen dan Faridatul Fauziah memperoleh 8,354 suara atau 4.45 persen.

Mereka secara berurutan berada di bawah pasangan calon dari jalur partai yakni Tubagus Iman Ariyadi dan Edi Ariyadi sebagai pemenang dengan memperoleh 85.543 suara atau meraih 45,60 persen suara. Sedangkan posisi kedua adalah Ali Mujahidin dan Syihabudin Syibli yang memperoleh 67,768 suara atau 36.13 persen suara.

Pada pilkada berikutnya tahun 2015, pasangan dari jalur perseorangan kembali hadir yakni Sudarmana-Marfi Fahzan. Meski head to head atau hanya diikuti dua pasangan calon, namun jalur perseorangan kembali kalah bersaing. Pasangan Sudarmana-Marfi Fahzan hanya meraih 38.538 suara, sedangkan petahana Tubagus Iman Ariyadi dan Edi Ariadi meraih 135.204 suara.

Menurut Akademisi Untirta Suwaib Amirudin, peluang kemenangan calon perseorangan terhitung kecil. Hal itu ditunjukkan oleh Pilkada di Banten sebelumnya, yang memang belum menunjukkan adanya hasil baik diraih oleh calon perseorangan. "Kita lihat di Banten belum pernah perseorangan yang menang," katanya.

Ia menilai, calon perseorangan yang sudah terlihat muncul baru di Kabupaten Pandeglang. "Kalau kita bicara dukungan itu agak berat di Pandeglang itu, karena sudah terkondisikan dengan partai politik, dan Pandeglang belum pernah ada sejarah calon independen yang memenuhi syarat," tuturnya.

Terkait latar belakang artis yang menjadi calon perseorangan, kata dia, hal tersebut tak menjamin calon akan mendapatkan dukungan. Sebab, masyarakat Pandeglang secara sosiologis akan lebih mempertimbangkan calon yang punya kedekatan.

"Beliau memang pernah di Pandeglang, tetapi itu tidak garansi seorang artis akan memiliki peluang besar di Pandeglang," ucapnya.

Secara garis beras dia menilai, calon perseorangan harus menempuh perjuangan yang ekstra untuk bisa memenangkan pilkada. Adapun yang perlu disiapkan calon perseorangan yaitu memperkuat syarat dukungan terlebih dahulu.

"Mungkin ada yang menggunakan tarohlah misalnya kelompok elite yang dilibatkan. Tapi kalau menurut saya elite juga tidak memiliki kedekatan penuh kepada calon perseorangan, dia lebih cenderung kepada partai politik," katanya. (Tim Kabar Banten)*

Editor: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler