Akan Dibangun Proyek Geothermal di Batu Kuwung, Spanduk Penolakan Bermunculan

- 27 Juli 2017, 16:15 WIB
spanduk penolakan proyek geothermal pltp
spanduk penolakan proyek geothermal pltp

SERANG,(KB).- Spanduk penolakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) bertebaran di sepanjang ruas jalan Palima-Cinangka, tepatnya di Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang, Selasa (25/7/2017). Penolakan tersebut karena warga khawatir pembangunan proyek Geothermal akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Pantauan Kabar Banten, di sepanjang ruas jalan tersebut tampak spanduk penolakan yang terpasang membentang terikat tali. Spanduk-spanduk berwarna putih dengan tulisan berwarna merah dan hitam tersebut berisi kalimat penolakan terkait rencana pembangunan tersebut. Ada sekitar 5 spanduk yang terpampang di ruas jalan provinsi tersebut. Kepala Seksi Pemerintahan Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang Pulung Rahmat mengatakan, spanduk penolakan tersebut sudah ada sekitar 3 bulan lalu atau sebelum puasa Ramadan. "Kalau waktunya mah sekitar 3 bulan ke sini atau sebelum puasa," ujar Pulung kepada Kabar Banten saat ditemui di kantornya, Selasa (25/7/2017). Ia mengatakan, terkait penolakan yang tertulis dalam spanduk tersebut, biasanya lebih didasarkan pada adanya informasi terkait dampak negatif dari pembangunan geothermal (energy panas bumi) seperti halnya yang terjadi di daerah lain. Hal itulah yang kemudian menjadi kekhawatiran warga sekitar. "Mereka berpatokan informasi dari medsos takut seperti lumpur lapindo," katanya. Walau demikian, jika dari pihak desa berharap apapun program pemerintah yang terpenting tidak untuk menyengsarakan atau memperdaya masyarakat. Namun semuanya dibuat sesuai untuk kepentingan masyarakat secara umum. "Atau azas manfaat yang lebih besar tentunya," ucapnya. Pulung menjelaskan, pembangunan geothermal tersebut sebenarnya merupakan program pusat melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang sudah cukup lama. Berdasarkan informasi yang diperolehnya sudah berjalan sejak tahun 1970-an lalu, namun baru saat ini kembali ramai. "Menurut masyarakat itu bukan periode kepala desa sekarang tapi dari tahun 1970-an bahkan dari tahun 2010 itu sudah mulai dirintis untuk pembangunannya," katanya. Jika melihat tindak edukasinya, kata dia, pembangunan geothermal itu nantinya akan digunakan untuk PLTP yang nantinya akan digunakan untuk menerangi Banten dan Jawa, Bali. "Untuk pasokan listrik nasional, tapi kami juga enggak tahu karena bukan bidang dan ahlinya," ujarnya. Rencananya, lokasi pembangunan proyek nasional tersebut akan dilakukan di Kampung Wangun, Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang. Pembangunan tersebut akan melibatkan tanah milik warga seluas 2.000 meter persegi dan juga miliki perhutani (BUMN). "Kalau semuanya enggak tahu berapa, tapi yang 2.000 meter persegi itu milik warga. Kalau pembebasan lahan di permukaan sudah, karena itu tanah adat," katanya. Selama ini, lanjutnya, sosialisasi untuk proyek tersebut juga memang sudah pernah dilakukan baik di tingkat desa maupun kecamatan. "Kalau tingkat sosialisasi memang ditingkat desa sudah, tingkat kecamatan juga sudah, untuk unsur penolakan mungkin memang perlu pengkajian dan diadakan suatu hasil riset. Jadi ini kekhawatiran warga," katanya. (H-48)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah