Pilkada Dibayangi Calon Tunggal, Gandung: Demokrasi Mandek

- 2 Januari 2018, 11:15 WIB
Gandung Ismanto
Gandung Ismanto

SERANG, (KB).- Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Gandung Ismanto mengatakan, Pilkada serentak di empat kabupaten/kota se-Banten dibayang-bayangi pasangan calon tunggal. Perkembangan sementara, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang menjadi wilayah yang paling kuat untuk lahirnya pasangan tunggal tersebut. "Kalau Lebak itu kepemimpinannya relatif dinilai berhasil, sehingga calon yang kuat kalau keduanya berpasangan kembali, kecuali keduanya tidak berpasangan kembali dan masing-masing mencari pasangan yang baru," katanya saat dihubungi Kabar Banten, Jumat (29/12/2017).  Kehadiran pasangan tunggal, kata dia, membawa warna buruk dalam pelaksanaan demokrasi di Banten. Demokrasi mandek karena pergantian kepemimpinan daerah hanya berputar di lingkaran elite tertentu saja. "Kabupaten Tangerang masih ada ruang untuk ada lawan, meski nanti nasibnya akan sama dengan Kabupaten Serang. Kabupaten Serang itukan nyaris cuma calon tunggal," ujarnya.  Pasangan tunggal dari setiap perhelatan Pilkada tidak lepas dari oligarki partai yang mulai tren di berbagai daerah. Di Banten sendiri oligarki partai dilakukan dengan penguasaan partai politik oleh sekelompk keluarga, sehingga keputusan partai bergulir berdasarkan kepentingan keluarga itu-itu saja. "Sehingga menutup ruang bagi terjadinya sikulasi kepemimpinan. Rekrutmen dan kaderisasi kepemimpinan tidak berjalan alamiah, tidak hanya di masyarakat terutama di tubuh partai itu mandek. Ada monopoli pengambilan keputusan karena praktik oligarki tadi," tuturnya.  Parahnya, praktik oligarki di Banten juga tidak hanya soal kepentingan keluarga, jauh dari itu juga soal kepentingan uang. "Di Banten ini oligarki itu dilakukan bukan hanya pengaruh primordialisme yang kuat di pengurusan partai yang didominasi oleh keluarga, tapi juga oleh finansial, sehingga kemudian potensi menjadi calon tunggal sangat besar," katanya.  Selain itu, pasangan tunggal juga dapat dilatarbelakangi oleh praktik borong partai yang kian marak. Praktik semacam ini menutup ruang kehadiran lawan karena partai politik sudah terborong. "Praktik borong partai kan terjadi juga dalam konteks memperluas pengaruh dalam satu partai itu ke yang lain, di Kota Serang praktik semacam itu mungkin terjadi," ucapnya Fenomena pasangan tunggal dapat disembuhkan melalui optimalisasi kaderisasi dalam tubuh partai, seluruh partai berlomba melahirkan kader-kader terbaik untuk menjadi calon dalam Pilkada. (SN)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah