Penuh Sampah dan PKL, Banten Lama Semrawut Lagi

- 2 Januari 2018, 20:00 WIB
PKL Banten lama
PKL Banten lama

Penataan Banten Lama digulirkan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten juga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang. Anggaran puluhan miliar disiapkan. Berbagai gerakan pun dilancarkan, seperti penyiapan lahan untuk relokasi pedagang kaki lima (PKL), perbaikan jalan, dan Banten Bebersih yang diagendakan setiap Jumat. Penataan tersebut sedikit demi sedikit telah mengubah beberapa bagian penting, terutama pada akses masuk dari pusat Kota Serang ke Banten Lama yang sudah mulus. Sementara, di wilayah Banten Lama belum terlihat perubahan signifikan. Gerakan Banten Bebersih belum berhasil mengubah kawasan cagar budaya ini menjadi bersih dari sampah. Namun, upaya itu seolah tak berbekas. Situs yang merupakan sisa kejayaan kerajaan Banten tersebut, kini kembali semrawut penuh sampah dan pedagang kaki lima (PKL) yang tak tertata.  Pantauan Kabar Banten, Senin (1/1/2018), puluhan PKL kembali mengepung Banten Lama. Mereka merangsek hingga menumpuk menyuguhkan beragam jualan, mulai dari pernak-pernik asesoris, makanan, minuman, bahkan pakaian di lapangan depan Masjid Agung Banten Lama yang juga termasuk zona inti kawasan peninggalan Kesultanan Banten. Sampah sisa makanan berbentuk plastik terlihat berserakan di beberapa sudut lapangan. Sampah serupa juga terdapat di depan menara depan Masjid Agung Banten Lama. Di beberapa sudut, sampah bahkan dibiarkan menumpuk. ”(Kegiatan Jumat bersih) masih ada. Sekarang juga pedagang suka merapikan sampah bekas dagangannya masing-masing,” kata seorang pedagang, Juleha, Senin (1/1/2018). Ia mengaku sudah lama berjualan di zona inti tersebut, hingga kemarin belum pernah mendapat teguran. ”Ngapain ditegur-tegur, orang cari rezeki. Enggak tahu kapan mau dipindahin (ke tempat relokasi PKL yang sudah disipakan Pemkot Serang),” tuturnya. Sampah yang berserakan mendapat keluhan dari seorang pengunjung, Arwani. Menurutnya, sampah yang berserakan membuat Banten Lama terlihat tidak tertata rapi. ”Mungkin juga masyarakat yang berkunjung harus sama-sama menyadari pentingnya menjaga kebersihan Banten Lama,” ujarnya. Bukan tidak mungkin, kata dia, sampah yang berserakan membuat pandangan pengunjung negatif terhadap Kawasan Banten Lama. ”Padahal ini tempat yang berharga bagi Banten dan Indonesia,” ujarnya. Direktur Banten Heritage, Dadan Sujana menuturkan, persoalan kebersihan menjadi bagian penting yang harus disikapi pemerintah. Caranya, dengan membentuk badan pengelola Banten Lama. Badan ini yang nantinya diberi kepercayaan penuh untuk mengelola Banten Lama, termasuk urusan kebersihan. ”Badan pengelolanya belum ada sampai saat ini. Makanya itu mau diserahkan ke siapa masalah kebersihannya. Karena belum jelas,” tuturnya. Unsur yang terlibat didalamnya meliputi pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat juga perlahan-lahan diberi pemahaman untuk sama-sama menjaga Banten Lama. ”Tidak hanya mengandalkan pemerintah, tapi ada tiga unsur pemerintah, swasta dan masyarakat. Berarti masyarakat juga terlibat dalam menjaga kebersihan,” ujarnya. Ia menilai, gerakan Banten Bebersih menjadi hal positif. Agar berdampak signifikan kegiatan bersih-bersih harus dilakukan terus-menerus. ”Saya berpikir gerakan itu memang mengajarkan masyarakat untuk melakukan pembersihan. Akan tetapi, dalam hal ini masyarakatnya belum memahami makna bebersih itu. Jadi makanya menyerahkan kepada pemerintah, dan pemerintah menyerahkan kepada masyarakat. Jadi enggak akan nyambung selama badan itu belum dibentuk,” katanya. (Sutisna)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah